Cerah

Kastara.ID, Jakarta – Wacana pemindahan ibu kota memasuki babak baru, setelah kemarin (29/7) Presiden melalui Bappenas menyatakan ibu kota Negara akan pindah ke Kalimantan. Keputusan ini patut disayangkan mengingat saat ini ekonomi Indonesia tidak berada dalam kondisi baik. Harusnya saat ini, Pemerintah mencurahkan semua perhatian dan sumber dayanya untuk memperbaiki semua kinerja ekonomi terutama kinerja neraca perdagangan yang begitu mengkhawatirkan.

“Pemindahan ibu kota, hemat saya bukan prioritas karena belum mendesak. Ditambah ekonomi kita yang saat ini yang sedang sulit. Semua kinerja perdagangan kita letih, lesu, dan lemah. Sebenarnya rakyat menunggu keseriusan dan gebrakan besar Presiden di bidang ekonomi. Tetapi malah yang kita terdengar keseriusan Presiden pindahkan ibu kota,” ujar Anggota DPD RI atau Senator Jakarta Fahira Idris, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta (30/7).

Menurut Fahira, pemindahan ibu kota pasti berpengaruh terhadap fokus pemerintah dalam mengejar target pertumbuhan ekonomi yang terus meleset. Ditambah APBN yang sedikit banyak pasti akan digunakan sebagai salah satu sumber pendanaan pemindahan ibu kota.

“Pemerintah kan harus ‘memuter otak’ bagaimana mendapatkan dana sekitar Rp 465 triliun untuk memindahkan ibu kota karena mengharapkan APBN tidak akan mungkin. Mendapatkan dana ini butuh sumber daya yang luar biasa. Sementara masih banyak persoalan lain yang harus segera diselesaikan oleh Pemerintah saat ini yang juga membutuhkan pembiayaan yang dikit sedikit,” tukas Fahira.

Saat ini, lanjut Fahira, Jakarta masih mampu menjalankan fungsinya sebagai pusat pemerintahan. Terlebih dalam dua tahun terakhir ini wajah Jakarta lebih baik terutama dalam kinerja ekonomi, integrasi transportasi publik, penataan berbagai fasilitas umum dan penangangan banjir. Oleh karena itu, tegas Fahira, dirinya tidak melihat ada urgensi ibu kota harus dipindahkan dari Jakarta saat ini.

“Lebih baik Pemerintah fokus menyelesaikan berbagai persoalan bangsa ini terutama terkait kesehatan, pendidikan, ketimpangan ekonomi yang semakin nyata, dan banyak persoalan pelik lainnya. Pemindahan ibu kota itu butuh energi besar dan saya khawatir semua sumber daya kita tercurah ke sana,” pungkasnya. (rya)