Irak

Kastara.ID, Jakarta – Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) membombardir sebuah bangunan yang diduga dijadikan gudang senjata oleh milisi Syiah di Irak, Kataib Hizbullah (KH).

Serangan udara yang digelar pada Ahad kemarin pukul 11.00 waktu setempat menggunakan jet tempur F-15 Strike Eagle. Saat dibombardir, terjadi dua kali ledakan susulan di lokasi yang diduga akibat amunisi yang disimpan.

Serangan tersebut diduga sebagai pembalasan karena dalam beberapa waktu belakangan markas pasukan gabungan AS-Irak di Negeri 1001 Malam kerap diserang yang diduga didalangi oleh milisi Syiah yang didukung Iran.

Juru Bicara Kementerian Pertahanan AS (Pentagon) Jonathan Hoffman mengatakan, serangan itu dilakukan tepat sasaran dan diyakini akan melemahkan kekuatan milisi KH. Menteri Pertahanan AS Mark Esper dilaporkan terlebih dulu meminta restu Presiden Donald Trump sebelum menggelar serangan tersebut.

Sementara menurut keterangan Unit Pasukan Rakyat (PMU atau Hashd al-Shaabi), sebanyak 19 orang meninggal akibat serangan AS. Milisi KH adalah salah satu dari sekian banyak kelompok bersenjata Syiah yang bernaung di bawah organisasi tersebut.

AS memutuskan menarik diri dari perjanjian nuklir 2015 (Joint Comprehensive Plan Of Action) dan kembali menjatuhkan serangkaian sanksi kepada Iran. Alasannya adalah terus melanjutkan proyek pengembangan rudal dan diduga terlibat dalam sejumlah peperangan, seperti Suriah dan Yaman.

Bahkan AS memasukkan korps prajurit elite Iran, Korps Garda Revolusi (IRGC), ke dalam daftar teroris. Iran yang mempunyai sejumlah sekutu milisi di Timur Tengah diduga menargetkan pasukan AS yang berada di Irak sebagai aksi balasan. (har)