Artemesia Gentileschi

Oleh: Jaya Suprana

BANYAK yang tahu bahwa Leonardo da Vinci, Raphael, Michelangelo, Titian adalah para mahapelukis abad XVI. Mungkin juga banyak yang tahu bahwa Artemesia Gentileschi adalah mahapelukis abad XVII. Namun mungkin tidak banyak yang tahu (termasuk saya) bahwa Artemisia Gentileschi adalah seorang perempuan.

Feminis
Semula saya duga Artemesia Gentileschi sama dengan Caravaggio dan Gianlorenzo Bernini dalam berjenis kelamin lelaki. Ternyata saya keliru. Artimesia Gentileschi bahkan tergolong perempuan perkasa yang mempelopori gerakan perlawanan perempuan Eropa terhadap dominasi kaum lelaki, yang dari hari ke hari makin menjadi-jadi dalam kesewenang-wenangan menindas bahkan memperkosa kaum perempuan.

Artemesia adalah perempuan pertama yang menggugat pelecehan seksual alias pemerkosaan oleh pelukis kesayangan Sri Paus, Agostino Tassi. Bahkan Artemesia berhasil memenangkan pengadilan gereja yang sebenarnya berupaya melindungi lelaki pemerkosa, sehingga akhirnya Tassi diasingkan meski secara pura-pura sebab tak lama kemudian kembali berkarya di Vatikan.

Pelopor
Kepeloporan Artemesia dalam melawan pelecehan lelaki terhadap kaum perempuan pada abad XVII, empat abad kemudian menggelora kembali di Amerika Serikat di masa kepresidenan Donald Trump dalam bentuk gerakan #Me Too.

Jika Rembrandt dan Tintoretto melukis tokoh Alkitab, Susanna sebagai subyek yang menggoda kaum lelaki, maka Artemesia melukis Susanna sebagai korban yang digoda kaum lelaki mesum.

Artemesia Gentileschi merupakan perempuan pertama yang memperoleh kehormatan tertinggi seni-rupa, diangkat sebagai anggota Academia delle Arti del Disegno di Florence setara para mahapelukis yang semuanya berjenis kelamin lelaki. Semula di dunia seni-rupa kaum perempuan hanya berperan sebagai model lukisan atau maksimal pelukis amatiran untuk mengisi waktu luang sebagai ibu rumah tangga.

Pada tahun 2018, lukisan mahakarya Artemesia Gentileschi “Portret Diri Sebagai Santa Katharina dari Aleksandria” dibeli oleh Galeri Nasional London sebagai lukisan ke-21 oleh seorang perempuan di antara lebih dari 2.300 lukisan oleh perempuan.

Fakta sejarah membuktikan bahwa Artemesia Gentileschi di Italia memang secara kronologis mendahului Elisabeth Vigee-Lebrun di Prancis, Georgia O’Keefe di Amerika Serikat, Frida Kahlo di Meksiko, Emiria Sunassa di Indonesia sebagai para perempuan bermahakarya seni-rupa di planet bumi ini. (*)

* Penulis adalah pembelajar kebudayaan dan peradaban dunia