Kastara.id, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai, potensi penetrasi keuangan syariah dalam perekonomian masih sangat besar. Oleh karena itu, perlu dukungan dari seluruh pihak, tidak hanya pemerintah, agar keuangan syariah dapat memaksimalkan potensinya mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

“Keuangan syariah memiliki potensi besar. Dari sisi karakternya, dapat menciptakan pembangunan bersifat inklusif dan prudent. Namun, perlu didukung oleh seluruh pihak agar semuanya dapat memanfaatkan momentum yang ada,” katanya dalam acara 3rd Indonesia Shari’a Economic Festival di Surabaya (28/10).

Menkeu menambahkan, meskipun berperan besar dalam pembangunan nasional, ukuran ekonomi syariah di Indonesia tergolong sangat kecil jika dibandingkan ekonomi nasional secara keseluruhan, yaitu hanya sebesar 2,6 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

“Perbankan syariah, meskipun ada 13 bank umum syariah, 21 unit usaha syariah, dan 163 bank pembiayaan rakyat syariah, asetnya Rp 314 triliun. Seperti banyak, tapi jika dibandingkan dengan ekonomi Indonesia yang mencapai Rp 15.000 triliun, angka tersebut sangat kecil,” ujarnya.

Oleh karena itu, pemerintah akan terus mendukung perkembangan instrumen, lembaga keuangan, serta perekonomian berbasis syariah. Di sisi lain, pengetahuan masyarakat akan ekonomi berbasis syariah juga perlu ditingkatkan. “Usaha pemerintah hanya mampu menghasilkan suatu hasil yang baik apabila didukung oleh masyarakat yang makin memiliki kesadaran dan literasi/kemampuan memahami instrumen-instrumen berbasis syariah,” katanya. (mar)