Viar Listrik

Kastara.id, Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, pengembangan kendaraan listrik di Indonesia merupakan upaya kemandirian energi nasional dalam menghadapi ketergantungan terhadap Impor minyak mentah.

Menurutnya, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, Indonesia harus segera punya kemandirian Energi Nasional. “Kenapa kami punya concern besar? Kalau pakai kendaraan listrik, kita charge dengan listrik, listrik dihasilkan dari apa? Energi primernya dari batubara, angin, gas, arus laut, semua ini energi primer di dalam negeri sehingga ketergantungan kita terhadap minyak mentah tahun-tahun ke depan tidak naik,” kata Jonan di laman resmi Kementerian ESDM, Selasa (31/10) saat mencoba mengendarai motor listrik bersama Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar.

Jonan menjelaskan bahwa dukungannya untuk pengembangan kendaraan listrik ini bukan tanpa alasan. Selain mengurangi penggunaan minyak mentah, motor listrik juga mengurangi polusi udara. Di samping itu, dapat mempekerjakan tenaga kerja di wilayah sekitar pabrik.

“Kalau tidak bisa turun jumlah impornya, paling tidak, tidak naik. Ini mustinya jalan, saya dukung, diproduksi nasional, tenaga kerja, tidak menambah polusi dari waktu ke waktu”, lanjut Jonan.

Dari sisi regulasi, Kementerian ESDM terus mengawal Peraturan Presiden tentang kendaraan listrik ini. Jonan menambahkan bahwa saat ini Peraturan Presiden (Perpres) masih sedang dalam pembahasan dengan Menteri Sekretaris Kabinet.

“Substansinya dari Perpres yaitu Pemerintah ingin meningkatkan penggunaan kendaraan listrik sehingga kemandirian energi sudah dimulai dari sekarang,” ujar Jonan.

Motor listrik Viar menkonsumsi listrik sekitar 1,6kwh (setara Rp 2.300) per 60 Kilometer (km), pada kecepatan rata-rata 60 km per jam. Dari penggunaan energi, jika dibandingkan BBM Premium RON 88, dapat menghemat sekitar Rp 7.000 per 60 km.

“Jika sehari penggunaan 60 km, maka sebulan hemat sekitar Rp 200 ribu. Baterai bisa tahan sekitar 4-5 tahun,” tambah Jonan.

Kelebihan lainnya dari motor listrik ini adalah tidak diperlukannya infrastruktur dan perawatan khusus. “Tidak perlu infrastruktur, Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) tetap disediakan di seluruh kantor PLN, kantor kecamatan, kelurahan, mall. Selain itu, motor listrik tidak ada biaya perawatan mesin, tidak ganti oli, tidak perlu ganti busi. Jadi anggap saja biaya ganti baterai itu sama dengan biaya perawatan mesin dan ganti oli,” jelas Jonan. (dwi)