Nana

Kastara.ID, Jakarta – Sineas Kamila Andini menggarap Nana. Fourcolours Films tempatnya bernaung kembali memproduksi film panjang berjudul Nana. Sebuah film yang diangkat dari bagian Novel JAIS DARGA NAMAKU karya Ahda Imran.

Nana bercerita tentang seorang perempuan Indonesia yang hidup di daerah Jawa Barat di era 1960-an yang diangkat dari sebuah kisah nyata. Kisah seorang perempuan yang melarikan diri dari gerombolan yang ingin menjadikannya istri dan membuatnya kehilangan ayah.

Dalam pelariannya ia lalu menjalani hidupnya yang baru bersama seorang menak Sunda hingga bersahabat dengan salah satu perempuan simpanan suaminya.

Kamila Andini menuturkan, ia sangat bersemangat dengan pengalaman pertamanya membuat film period ini. “Perempuan adalah korban jaman yang paling nyata. Tapi di setiap jaman, selalu ada sosok perempuan yang tidak pernah sekalipun menjadikan dirinya korban, meskipun tetap tidak lepas dari pengorbanan. Nana adalah kisah perempuan yang menjadi korban sebuah era; perang, politik, pemberontakan, dan kehidupan sosial patriarki yang ingin mencari arti kebebasannya sendiri,” tandasnya.

Kamila Andini kembali bekerja sama dengan Gita Fara sebagai produser setelah sebelumnya bersama-sama memproduksi film The Mirror Never Lies dan Sekala Niskala. “Senang sekali kembali memproduseri karya Kamila Andini. Saya merasa Dini selalu punya cara menarik bagaimana ia menyuarakan perspektif perempuan. Melalui film ini saya yakin masih sangat relate dengan konteks apa yang dirasakan dan diperjuangkan oleh perempuan-perempuan masa kini,” ungkap Gita Fara.

Nana merupakan proyek film yang disiapkan sejak tahun 2018, diproduksi oleh Fourcolours Films yang sebelumnya memproduksi film-film yang berhasil mendapatkan apresiasi positif termasuk film panjang Siti, Film Terbaik FFI 2015 karya Eddie Cahyono; Turah, film wakil Indonesia untuk Academy Awards 2017 karya Wicaksono Wisnu Legowo, dan Kucumbu Tubuh Indahku, Film Terbaik FFI 2019 karya Garin Nugroho.

Dalam produksi ini Fourcolours Films bekerja sama dengan Titimangsa Foundation. Happy Salma, pendiri sekaligus direktur dari Titimangsa akan berperan sebagai Nana juga menduduki kursi sebagai produser pendamping. Titimangsa sebelumnya banyak memproduksi seni pertunjukan seperti Rumah Kenangan, Aku Istri Munir dan juga Bunga Penutup Abad.

“Dalam sejarah perfilman, mungkin ini pertama kalinya ada film panjang yang berbahasa sunda di sepanjang film. Lalu semua unsur penting akan kekayaan Sunda termasuk alam, musik, dan bahkan sastranya. Saya merasa sangat bangga dan bahagia bisa terlibat dalam karya yang sangat personal ini,” ungkap Happy Salma saat bertemu dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Pemerintah Daerah Jawa Barat turut mendukung sepenuhnya produksi film ini mulai dari fasilitas lokasi hingga pelaksanaan protokol kesehatan selama proses produksi.

Selain karakter Nana yang akan diperankan oleh Happy Salma, turut bermain juga di film ini Laura Basuki, Ibnu Jamil, dan Arswendi Nasution. Film panjang Nana direncanakan akan mulai diproduksi di daerah Jawa Barat mulai awal Maret dan rencana akan ditayangkan pada tahun 2022. Ikuti terus akun media sosial Fourcolours Films untuk mengikuti informasi terkini. (issahib)