Seaglider

Kastara.ID, Jakarta – Dugaan benda mirip drone di perairan Selayar oleh nelayan Indonesia dipaparkan oleh KSAL Laksamana TNI Yudo Margono. Pihak TNI Angkatan Laut (TNI AL) menyebut benda itu merupakan seaglider.

“Pada pagi hari ini saya akan menyampaikan tentang alat atau seaglider yang kemarin ditemukan nelayan dari Desa Majapahit, Selayar, yang mana dari temuan tersebut saya bawa ke Hidrosal karena ini lembaga yang kompeten untuk meneliti adanya peralatan tersebut jadi supaya lebih real adanya sehingga alat tersebut kita bawa ke sini,” papar Laksamana TNI Yudo Margono saat konferensi pers ‘Penemuan Sea Glider’ di Pushidrosal Ancol, Jakarta, Senin (4/1) seperti dilansir detik.com.

Menurut KSAL, sedari awal dirinya tidak mau berandai-andai soal penemuan benda diduga drone itu. Mereka melakukan penelitian terlebih dahulu agar informasi yang disampaikan tidak simpang siur.

“Jadi saya nggak mau berandai-andai supaya rekan-rekan semuanya jelas tentang penggunaan maupun fungsi dari alat yang ditemukan di Kabupaten Selayar. Sehingga kemarin pagi alat tersebut kita bawa dari Surabaya ke Jakarta supaya jelas apa fungsi maupun kegunaan dari alat tersebut,” kata KSAL.

Karakteristik seaglider itu juga dirinci KSAL masih persis seperti saat pertama kali ditemukan nelayan di Selayar.

“Ini bentuknya masih persis seperti yang ditemukan. Jadi ini asli yang ditemukan nelayan tersebut pada tanggal 26 Desember pukul 07.00, di mana saat itu nelayan memancing alat tersebut muncul kemudian ditemukan, dilaporkan pada Babinsa dan dibawa ke Koramil. Kemudian atas persetujuan ataupun kerja sama dengan Dandim Selayar, alat tersebut karena ada hubungannya dengan Angkatan Laut dan penelitian, yang akan diteliti tentang fungsi alat tersebut yang berada di laut, sehingga kita bawa ke sini,” jelas KSAL.

Benda itu terbuat dari alumunium dengan dua sayap dan propeller serta antena belakang. Terdapat instrumen mirip kamera di badan seaglider itu.

“Data-datanya, badan terbuat dari aluminium dengan dua sayap 50 cm, panjang body 225 cm, kemudian propeller 18 cm di bawah, panjang antena yang belakang 93 cm. Kemudian terdapat instrumen mirip kamera terletak di body, ini yang di atas sini. Kemudian tidak ditemukan ciri-ciri perusahaan negara pembuat. Ini dia, tidak ada tulisan apapun di sini, dari awalnya demikian. Kita tidak merekayasa, masih persis seperti yang ditemukan nelayan,” imbuh KSAL.

Seaglider biasa digunakan untuk keperluan survei dan data oseanografi.

“Bahwasannya alat ini banyak digunakan untuk keperluan survei atau untuk mencari data oseanografi di laut, di awah lautan. Ini bisa diakses melalui website oleh semua yang bisa mengakses data. Alat ini bisa digunakan untuk industri maupun digunakan untuk pertahanan. Tergantung siapa yang memakai,” katanya. (ant)