Headline

Data Pejabat di Aplikasi PeduliLindungi Akhirnya Ditutup

Kastara.ID, Jakarta – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengumumkan telah menutup semua data pejabat yang terdapat dalam aplikasi PeduliLindungi. Tindakan tersebut diambil menyikapi kehebohan di masyarakat setelah Nomor Induk Kependudukan (NIK) Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebar di publik yang mengakibatkan sertifikat orang nomor satu di Indonesia itu bisa bebas diakses.

Saat menggelar konferensi pers di Polda Metro Jaya (3/9), Budi menuturkan, penutupan sudah dilakukam sejak Kamis (2/9) malam. Saat ini pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus merapikan data-data yang ada dalam aplikasi tersebut.

Budi menerangkan, aplikasi PeduliLindungi sebenarnya adalah sarana bagi warga untuk melakukan pengecekan status vaksinasi atau hasil tes laboratorium. Saat ini menurut Budi sudah banyak mal yang mewajibkan pengunjung menunjukkan sertifikat vaksin. Namun dalam praktiknya banyak yang tidak tahu status vaksinasinya. Akibatnya banyak yang ditolak masuk mal.

Banyaknya keluhan tersebut membuat Kemenkes membuka kesempatan masyarakat mengecek status vaksinasi mereka melalui aplikasi PeduliLindungi.

Mantan Wakil Menteri BUMN ini menambahkan, bukan hanya NIK Presiden Jokowi yang tersebar, banyak juga data milik pejabat yang sudah diketahui publik. Akhirnya Kemenkes memutuskan menutup akses tersebut, terutama untuk data pribadi pejabat.

Sebelumnya data pribadi berupa Nomor Induk Kependudukan (NIK) milik Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikabarkan tersebar di publik. Hal ini menjadikan riwayat vaksinasi yang diikuti Jokowi bisa bebas diakses di aplikasi PeduliLindungi. Pasalnya aplikasi tersebut hanya mensyaratkan penggunaannya mengisi nama dan NIK.

Direktur Jenderal (Dirjen) Kependudukan dan Catatan Sipil (Dikcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Zudan Arif Fakrulloh menegaskan kejadian ini kebocoran data. Zudan mengatakan, NIK semua masyarakat, termasuk milk Jokowi, memang sudah tersebar.

Saat memberikan keterangan (3/9), Zudan menjelaskan, NIK masyarakat bisa tersebar lantaran dipakai untuk berbagai keperluan, seperti mengurus Kartu Tanda Penduduk Elektronik atau e-KTP dan sebagainya. NIK menurut Zudan juga bisa dicari melalui Google, biasanya sumbernya dari data Pemilihan Umum (Pemilu).

Tersebarnya NIK Jokowi membuat beberapa warganet menggunakannya untuk membuka aplikasi PeduliLindungi. Bahkan ada pula yang mengunggah sertifikat vaksinasi milik Jokowi. Zudan mengimbau masyarakat tidak melakukan hal tersebut. Ia menekankan pentingnya kerahasiaan data pribadi setiap warga negara. (ant)

Leave a Comment

Recent Posts

KPU Depok Pastikan Tidak Diikuti Oleh Calon Perseorangan Dalam Pilkada 2024

Kastara.Id,Depok - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Depok, Jawa Barat Wili Sumarlin memastikan pemilihan…

55 Anggota PPK Depok di Lantik Dan Langsung Berkerja Untuk Pilkada Serentak 2024

Kastara.Id,Depok - Kali ini Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Depok, Jawa Barat secara  resmi melantik…

Pencabutan dan Pembatalan Surat Pernyataan Sikap

Kastara.Id,Depok - Berdasarkan  Nomor  015/BSS/PS/V-2024 TANGGAL 14 MEI 2024.  Seluruh jajaran pengurus Perkumpulan Barisan Supian…

Selamat Ginting: Jurnalisme Investigasi Berkontribusi Terhadap Pemerintahan Demokrati

Kastara.Id,Jakarta - Pengamat politik Universitas Nasional (Unas) Selamat Ginting menegaskan, jurnalisme investigasi keberadaannya sangat penting…

Selamat Ginting : Demokrasi Asli Indonesia Sumbernya Semangat Kolektivisme

Kastara.Id,Jakarta - Pengamat politik Universitas Nasional (Unas) Selamat Ginting mengungkapkan, demokrasi asli Indonesia sumbernya adalah…

POPWILDA wilayah I Jabar di Ikuti Tujuh Daerah.

Kastara.Id,Depok - Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono melepas ratusan atlet yang akan mengikuti…