PAUD

Kastara.ID, Depok – Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok berkomitmen untuk terus berupaya meningkatkan kapasitas dan kompetensi pendidik dan tenaga pendidik di satuan Pendidikan Anak Anak Usia Dini (PAUD). Komitmen ini ditunjukkan melalui terselenggaranya kegiatan pengembangan karier pendidik dan tenaga kependidikan pada satuan PAUD.

Kepala Disdik Kota Depok Wijayanto mengatakan, terdapat enam aspek perkembangan anak usia dini yang harus diketahui. Aspek yang pertama dan yang paling utama untuk diajarkan kepada anak adalah nilai agama dan moral.

“Masuk di sana juga masalah moral dan etika, salim kepada bu guru, hormat kepada orang tua, menghormati sesama teman, itu bagian dari nilai agama,” ujarnya saat membuka kegiatan pengembangan karier pendidik dan tenaga kependidikan pada satuan PAUD, di Aula lantai 10 Gedung Dibaleka 2, sebagaimana dilansir laman resmi Pemkot Depok (5/10).

Kedua, fisik-motorik. Aspek  ini merupakan segala sesuatu yang langsung berhubungan dengan perkembangan tubuh si kecil. “Termasuk kalau dulu ada ayunan, karena orientasinya adalah orientasi bergerak, melatih sensor motorik seorang anak,” jelasnya.

Ketiga, aspek perkembangan kognitif. Aspek ini berhubung erat dengan akal dan pikiran, sehingga tingkat kognitif yang dimiliki setiap anak akan berbeda.

“Kognitif anak pun berbeda-beda levelnya, bahkan di usia yang sama pun berbeda, maka tolong jangan sekali-kali menjudge anak ini pintar dan anak ini bodoh karena tugas kita mendidik apalagi pada anak usia emas,” ungkapnya.

Keempat, aspek bahasa. Pada aspek ini anak diharapkan dapat diarahkan untuk bertutur santun baik kepada orang tua, guru, maupun teman.

“Kelima ialah sosial emosional. Seorang anak rebutan sesuatu dengan yang lain, yang satu ngalah, yang satu memberi, yang satu bertahan, yang satu gagah, yang satu ciut. Itu bagian dari interaksi sosial emosional yang harus ada di PAUD,” jelasnya.

Terakhir adalah aspek seni. Setiap anak yang terlahir bersifat imajinatif dan memiliki sisi seni mereka sendiri sesuai dengan tahapannya masing-masing.

“Intinya anak-anak yang usia emas tadi harus berkualitas untuk bisa hidup lebih baik lagi di usia berikutnya,” tandasnya. (dha)