Headline

Kontribusi Produk Manufaktur Lampaui 74 Persen

Kastara.ID, Jakarta – Kementerian Perindustrian terus mendorong sektor manufaktur lebih gencar mengisi pasar global. Peningkatan ekspor dengan mengoptimalkan utilisasi industri dan memperluas pasar luar negeri dinilai menjadi salah satu solusi untuk mengatasi persoalan defisit neraca perdagangan.

“Pemerintah sedang memprioritaskan peningkatan nilai investasi dan ekspor dari sektor industri guna memperbaiki struktur perekonomian nasional saat ini. Dua faktor tersebut, menjadi kunci untuk memacu daya saing Indonesia di tingkat regional maupun global,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Kamis (8/8).

Menperin menegaskan, selama ini industri manufaktur memberikan kontribusi paling besar terhadap capaian nilai ekspor nasional. “Hal ini sekaligus menandakan bahwa produk manufaktur nasional telah berkualitas sehingga mampu kompetitif dan diterima di kancah internasional,” ujarnya.

Kemenperin mencatat, sepanjang Januari-Juni 2019, pengapalan produk manufaktur nasional mampu menembus hingga USD 60,14 miliar. Nilai ini berkontribusi sebesar 74,88 persen dari capaian ekspor nasional yang menyentuh angka USD 80,32 miliar di semester pertama tahun ini.

“Jadi, produk manufaktur masih mendominasi ekspor kita,” tutur Airlangga. Adapun tiga sektor yang menyetor paling besar terhadap nilai ekspor nasional pada semester I-2019, yaitu industri makanan sebesar USD 12,36 miliar, kemudian industri logam dasar USD 8,14 miliar, serta disusul industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia USD 6,37 miliar.

Sektor lainnya yang turut menyumbang signifikan, di antaranya industri pakaian jadi sebesar USD 4,06 miliar, industri kertas dan barang dari kertas USD 3,55 miliar, serta industri karet, barang dari karet dan plastik USD 3,48 miliar.

Menperin menandaskan, melalui capaian ekspor tersebut, industri manufaktur berperan penting sebagai penggerak utama perekonomian. “Dengan investasi dan ekspor meningkat, kami yakin ekonomi kita menjadi lebih sehat,” terangnya.

Airlangga menambahkan, pemerintah fokus memacu kinerja industri padat karya berorientasi ekspor. Di samping itu juga mendorong tumbuhnya industri penghasil substitusi bahan baku impor. Hal ini sejalan dengan program prioritas Making Indonesia 4.0.

“Maka itu, perlu mengakselerasi ekspor produk yang memiliki nilai tambah tinggi,” ujarnya. Melalui pemanfaatan teknologi industri 4.0, Menperin optimistis, industri nasional akan menghasilkan produk yang lebih berkualitas secara efisien. “Jadi, lebih produktif, inovatif, dan kompetitif,” imbuhnya. (mar)

Leave a Comment

Recent Posts

Menjodohkan Anies-Ahok di Pilgub Jakarta?

Kastara.ID, Jakarta - Banyak tokoh nasional yang diwacanakan potensial maju pada Pilgub Jakarta 2024. Soal…

Meninjau Langsung Lokasi Banjir di RT 04 RW 08 Kelurahan/Kecamatan Cipayung

Kastara.Id,Depok - Pemerintah Kota (Pemkot) Depok berkomitmen untuk menyelesaikan persoalan banjir di Jembatan Kali Pesanggrahan…

Ahli Waris Kampung Bojong Malaka Gelar Silaturahmi dan Doa Bersama

  Kastara.Id,Depok - Ahli waris Kampung Bojong Malaka mengadakan halal bihalal dan doa bersama agar…

Nuroji : Gerindra Sudah Mengantongi Dua Nama Supian Suri dan Yeti Wulandari Untuk Walikota dan Wakilnya

Kastara.Id,Depok- Nuroji anggota DPR RI Fraksi Gerindra  terpilih kembali di Pileg 2024 menghadiri undangan acara…

Pemerintah Kota Depok Harus Ada BPR Untuk Peningkatan Ekonomi Daerah

Kastara.Id,Depok - Pemerintah Kota Depok, Jawa Barat akan membentuk Bank Perkreditan Rakyat atau BPR sebagai…

Paripurna DPRD Depok Dalam Rangka Memperingati HUT Depok ke-25

Kastara.Id,Depok- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Depok menggelar Rapat Paripurna dalam rangka memperingati HUT…