SDN Cisalak Pasar

Kastara.ID, Depok – Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Diskarpus) Kota Depok akan kembali menggelar pembinaan atau supervisi perpustakaan sekolah SMPIT Rahmaniyah pada 13-25 September 2021. Pembinaan tersebut dilakukan guna mewujudkan penyelenggaraan perpustakaan sekolah yang baik sesuai dengan Standar Nasional Perpustakaan Sekolah.

Kepala Diskarpus Kota Depok Siti Chaerijah Aurijah mengatakan, kegiatan pembinaan pengelolaan perpustakaan diselenggarakan secara rutin. Di tahun 2021, pihaknya menurunkan satu tim berisi lima pustakawan yang menyambangi sejumlah sekolah.

“Sudah sejak Februari hingga September kami terus melakukan pembinaan perpustakaan sekolah. Targetnya lima sekolah tahun ini,” katanya seperti dimuat situs resmi Pemkot Depok (9/9).

Dikatakannya, tahun 2021 ada lima sekolah yang diberikan pembinaan. Antara lain SD Cakra Buana pada 15-26 Februari, SDN Cisalak Pasar pada 17-26 Maret, SMP Budi Utomo pada 14- 26 Juni. dan SMPIT Rahmaniyah pada awal pekan depan yaitu 13-25 September.

“Lalu insya Allah pada bulan Oktober SDN Depok Baru 8,” ujarnya.

Siti menjelaskan, hasil dari pembinaan ini terwujudnya penyelenggaraan perpustakaan sekolah yang baik sesuai dengan Standar Nasional Perpustakaan Sekolah SD/MI dan SMP/MTS. Jika pengelolaan sudah baik, maka besar harapan bisa lolos akreditasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI).

“Semoga perpustakaan sekolah se-Kota Depok dapat terakrediasi di BNSP Perpusnas RI,” jelasnya.

Sementara itu, Pengawas Perpustakaan Diskarpus Kota Depok, Dinda Permatasari menambahkan, poin-poin yang menjadi perhatian dalam pembinaan perpustakaan sekolah. Meliputi, sarana dan prasarana (sapras) petugas dan sistem otomasi perpustakaan.

“Selain itu juga pengembangan koleksi perpustakaan, dukungan yayasan atau sekolah dalam peningkatan perpustakaan sekolah sebagai jantung pendidikan di sekolah,” terangnya.

Lebih lanjut, ucap Dinda, kegiatan ini tidak dilaksanakan secara virtual, melainkan tatap muka atau offline. Sebab, bila diselenggarakan online, bisa menimbulkan misinformasi sehingga pembinaan tidak tersampaikan optimal.

“Siswa dan seluruh perangkat pendidikan yang ada di sekolah terbiasa bermitra dengan perpustakaan. Kemudian, meningkatnya wawasan siswa, sehingga perpustakaan menjadi wahana pengembangan pendidikan dengan sumber informasi yang lengkap, komprehensif dan sapras yang menunjang pendidikan,” tandasnya. (dha)