Novel Baswedan

Kastara.ID, Jakarta – Direktur kantor hukum dan HAM Lokataru Haris Azhar mengaku pesimis kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan bakal terungkap. Haris juga tidak yakin Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal mampu menyelesaikan kasus ini. Bahkan menurut Haris, Jokowi terkesan takut mengungkap kasus yang terjadi dua tahun lalu itu.

Saat berbicara di Gedung Dinas Pendidikan, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, kemarin (9/11), Haris mencium keterlibatan ‘orang besar’ dalam kasus ini. Hal itu setelah pihaknya melakukan investigasi terhadap kasus yang menyebabkan mata kiri Novel buta. Kuat dugaan ‘orang besar’ itulah yang menyebabkan Jokowi belum dapat mengungkap kasus ini.

Menurut Haris, Jokowi hanya memberikan janji dan harapan. Tim teknis Polri bentukan Jokowi pun tidak menunjukkan kemajuan dalam proses penyelidikan kasus yang sudah hampir masuk tahun ketiga ini. Anehnya, Jokowi justru memperpanjang masa kerja tim tersebut. Haris berpendapat, tindakan tersebut hanya untuk mengulur-ngulur waktu hingga masa pemerintahan Jokowi seselai.

Padahal penungkapan kasus Novel bisa menjadi barometer keberhasilan penegakan hukum di era Jokowi. Terlebih berbagai survey menunjukkan catatan penegakan hukum di kepemimpinan Jokowi jeblok.

Bahkan mantan Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) ini menyindir dengan menyatakan bersedia menjadi juru bicara Jokowi. Hal ini hanya untuk sekadar mengumunkan permerintah tak lagi sanggup menuntaskan kasus Novel.

Sebelumnya, Jokowi kembali memperpanjang masa kerja Tim Teknis bentukan Kapolri hingga Desember 2019. Tim yang diberikan tugas mengungkap kasus Novel ini sejatinya bertugas hingga 31 Oktober 2019. Namun hingga berakhirnya masa kerja, tim teknis tidak menghasilkan apa-apa. Tim tersebut hanya mengklaim mendapat temuan yang cukup signifikan. Namun hasilnya tidak pernah diungkap ke publik. (rya)