Enggartiasto Lukita

Kastara.id, Jakarta – Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita akan memimpin kunjungan kerja ke Amerika Serikat (AS) pada 2128 Juli 2018 mendatang. Kunjungan kerja ini untuk menjaga keseimbangan hubungan dagang antara Indonesia dengan AS, dan akan menjadi pertemuan resmi pertama Kemendag dengan mitra kerjanya di AS sejak masa pemerintahan Presiden Trump awal 2017.

Kunjungan kerja tersebut digelar Kementerian Perdagangan bersama dengan KADIN, asosiasi, para pelaku usaha, dan para pemangku kepentingan. Kunjungan ini merupakan langkah antisipatif atas dinamika perdagangan internasional saat ini yang memicu merebaknya kebijakan proteksionisme hingga kenaikan tarif bea masuk. Di samping itu, kunjungan ini akan memperkuat kemitraan bilateral kedua negara.

“Pemerintah Indonesia akan berupaya menjaga dan mengamankan pasar komoditas ekspor
Indonesia ke negara-negara tujuan ekspornya untuk mencapai target pertumbuhan ekspor 11%. Oleh karena itu, pemerintah harus sigap bertindak jika ada indikasi pasar ekspornya akan mengalami hambatan. Kunjungan ke AS kali ini berupaya menjaga agar kepentingan ekspor Indonesia tidak terganggu karena AS adalah negara mitra dagang utama kedua setelah China,” kata Mendag Enggar di Jakarta (13/7).

Salah satu agenda yang akan dibahas Mendag di AS adalah kenaikan tarif impor besi baja dan aluminium ke AS. Indonesia diagendakan memenuhi undangan Duta Besar United States Trade Representatives (USTR) untuk membahas review AS terhadap negara-negara penerima Generalized System Preferences (GSP) dan Indonesia merupakan salah satunya. Undangan ini merupakan hasil dari lobi secara tertulis yang dilakukan Pemerintah Indonesia.

Selain itu, Mendag Enggar juga dijadwalkan bertemu Menteri Perdagangan AS serta menggalang dukungan dari industri dalam negeri AS. Indonesia juga akan mengangkat isu defisit perdagangan AS dari Indonesia. “Indonesia siap bermitra dengan AS untuk mengidentifikasi dan mengatasi isu defisit perdagangan karena kedua negara memiliki produk dan jasa yang tidak bersaing, tetapi saling melengkapi,” kata Mendag
Enggar. (mar)