Kepala Dispusip DKI Jakarta, Firmansyah Wahid mengatakan, Pusat Perfilman Usmar Ismail sebagai wadah dari Sinematek Indonesia yang diresmikan Gubernur Ali Sadikin pada 1975 lalu, merupakan salah satu situs serta memiliki berbagai arsip dokumentasi perkembangan di Jakarta.

“Sinematek sebagai pusat data dan arsip film Indonesia memiliki banyak arsip serta dokumen dalam bentuk audio visual. Ini yang kita lihat sebagai sebuah aset yang perlu dijaga,” katanya, Kamis (14/9).

Dilanjutkan Firman, dari hasil kunjungan ini pihaknya menemukan aset audio visual, naskah, poster, kliping dan buku yang penanganan arsipnya bisa dikolaborasikan bersama. Di antaranya, dengan sistem digitalisasi arsip dan dokumen.

“Segera kita akan tindak lanjuti. Kemudian juga kita akan jajaki dalam bentuk program kerja bersama,” tegasnya.

Kepala Sinematek Indonesia, Akhlis Suryapati mengakui, pihaknya memiliki berbagai dokumen dan arsip film demikian banyak yang membutuhkan penanganan sesuai dengan perkembangan zaman.

Ia juga berharap, ada kerja sama dalam bentuk program yang tidak hanya membuat arsip bisa menjadi aktual tapi juga menjadi aktualisasi pelaku arsip.

“Kita berharap kolaborasi ini berlanjut dalam bentuk implementasi program atau kegiatan yang intinya pengelolaan arsip itu perlu untuk masa lalu, hari ini dan akan datang,” tandasnya. (hop)