Kastara.ID, Depok – Pada PSBB kali ini, pemerintah menerapkan pembatasan aktivitas sosial, ekonomi, keagamaan, budaya, pendidikan. Pemerintah juga melakukan pengendalian mobilitas dan rencana isolasi terkendali.
Sejumlah sektor yang dilarang beroperasi meliputi sekolah dan institusi pendidikan, kawasan pariwisata dan taman rekreasi, taman kota, sarana olahraga publik, dan tempat resepsi pernikahan.
Untuk menekan kasus Covid-19 yang semakin tinggi, Aksi Cepat Tanggap (ACT) berikhtiar mendampingi masyarakat prasejahtera di masa pembatasan sosial dengan terus menjalankan program kemanusiaan dalam bidang pangan, bantuan usaha, dan kesehatan.
Dosen Sosiologi dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Syaifudin menyarankan agar lembaga swadaya masyarakat (LSM), bisa mengambil peran mandiri. “Melakukan penggalangan dana dari masyarakat yang kebetulan memiliki penghasilan ekonomi lebih tidak terlalu berdampak. Dana tersebut bisa dikelola melalui dana-dana filantropi dan bisa disalurkan untuk masyarakat terdampak dalam pemberlakuan PSBB ini,” katanya.
“Masyarakat prasejahtera ini banyak yang bekerja di sektor informal. Mereka menjual jasa atau berdagang yang bergantung pada pembelian masyarakat, dengan pemberlakuan PSBB, tentu akan mengurangi tingkat pendapatan mereka,” imbuh Syaifudin.
PSBB menimbulkan kekhawatiran bagi pelaku usaha kecil, salah satunya Tati Royati. Pengusaha roti skala rumahan itu mengaku, pekan ini ia dan komunitas usaha mikronya merencanakan pembukaan ruang pemasaran produk.
Selama PSBB kali ini, tempat tersebut harus ditutup dan Tati harus memasarkan produknya dari rumah lagi. Sehingga Tati memanfaatkan masa PSBB ini untuk mempromosikan usahanya secara daring.
“Alhamdulillah, saya langsung ada undangan untuk melatih pembuatan roti Kamis nanti melalui aplikasi. Semoga perlahan tapi pasti produk saya tetap bisa diketahui masyarakat melalui proses ini,” cerita Tati.
Lain Tati lain pula Mumun (55), pedagang bahan pokok makanan yang ada di Depok Dia juga mengalami dampak yang sama ketika PSBB. Pendapatan malah tiap hari semakin berkurang tidak seperti tahun-tahun lalu.
“Saya sih berpikir sederhana, kalau dagangan tidak habis saya bawa pulang buat masak di rumah. Semoga saja ada bantuan pemerintah buat para pedagang seperti saya ini,” katanya.
“Saya berdagang sayuran ini sekarang sesuai pesanan kebutuhan ibu-ibu yang akan beli. Jadi saya tinggal nambahin aja kebutuhan yang lainnya,” katanya.
Sejak awal pandemi Covid-19 lalu, ACT terus bergerak melakukan berbagai aksi kemanusiaan hingga bantuan modal usaha untuk pelaku usaha ultramikro. Hal ini terus dilakukan meskipun PSBB kembali diberlakukan.
Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memproyeksi angka kemiskinan bakal kembali mengalami peningkatan pada periode September 2020. (*)
Kastara.Id,Depok - Wakil Walikota Depok Imam Budi Hartono memberikan Sambutan dalam Kegiatan Scratch Day Celebration…
Kastara.Id,Depok - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Depok, Jawa Barat Wili Sumarlin memastikan pemilihan…
Kastara.Id,Depok - Kali ini Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Depok, Jawa Barat secara resmi melantik…
Kastara.Id,Depok - Berdasarkan Nomor 015/BSS/PS/V-2024 TANGGAL 14 MEI 2024. Seluruh jajaran pengurus Perkumpulan Barisan Supian…
Kastara.Id,Jakarta - Pengamat politik Universitas Nasional (Unas) Selamat Ginting menegaskan, jurnalisme investigasi keberadaannya sangat penting…
Kastara.Id,Jakarta - Pengamat politik Universitas Nasional (Unas) Selamat Ginting mengungkapkan, demokrasi asli Indonesia sumbernya adalah…
Leave a Comment