Haji

Kastara.ID, Jakarta – Direktur Pengelolaan Dana Haji dan Sistem Informasi Haji Terpadu, Kementerian Agama (Kemenag) Maman Saepulloh mengatakan, uang saku jemaah haji 2020 kemungkinan bakal dikurangi. Hal itu setelah Kemenag menerikma masukan dari Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). Saepulloh memperkirakan pada musim haji 2020, jemaah mendapat uang saku 1.000 riyal atau sekitar Rp 3.750.000. Sebelumnya pada musim haji lalu, jemaah mendapat uang saku 1.500 riyal atau Rp 5.625,000 (kurs Rp 3.750 per 1 riyal).

Saat memberikan keterangan pada Jumat (17/1), Saepulloh mengaku rencana pemangkasan uang saku jemaah haji masih menunggu persetujuan Menteri Agama dan DPR. Saepulloh yakin pemangkasan uang saku tidak akan mengganggu para jemaah haji. Pasalnya selama berada di tanah suci segala kebutuhan jemaah sudah cukup terpenuhi.

Maman menjelaskan, selama di Makkah, jemaah akan mendapat makan 50 kali. Padahal sebelumnya jemaah haji hanya mendapat makan sebanyak 40 kali. Maman meminta para jemaah haji tidak khawatir dengan pengurangan uang saku atau living cost.

Menurut Maman, kebutuhan konsumsi bagi jemaah haji di Makkah sudah menjadi 50 kali dari yang semula 40 kali. Dengan perubahan ini, jemaah tidak perlu khawatir kebutuhannya tidak terpenuhi karena pengurangan uang saku atau living cost. Jemaah haji hanya perlu fokus menjalankan ibadah tanpa merisaukan urusan makan atau transportasi selama menjalankan ibadah haji.

Seperti diketahui, jemaah haji Indonesia saat berada di tanah suci dibekali uang saku atau living cost. Uang ini diambil dari dana yang sudah disetorkan oleh jemaah haji saat mendaftar. Pemberian uang saku memudahkan jemaah haji dalam memenuhi kebutuhannya selama di menjalankan ibadah haji.

Keberadaan uang saku sangat diperlukan terutama saat Armuna (Arafah, Muzdalifah, Mina). Pasalnya pada saat itu layanan katering dan transportasi dihentikan. Saat itulah uang saku sangat berguna untuk membeli makanan dan membayar angkutan. Selain itu uang saku menjadikan jemaah tidak perlu membawa atau menukar uang terlalu banyak. (put)