Jika pasangan Prabowo-Jokowi kalah, itu akan lebih parah lagi. Jadi preseden buruk dalam sejarah. Menang atau kalah pasangan Prabowo-Jokowi, kekuasaan bahkan kewibawaan Jokowi akan rontok. Kekuasaan dan peran apa sih yang dimiliki oleh seorang wakil presiden? Nyaris gak ada.
Terutama bila kalah di pilpres, Jokowi boleh jadi tidak akan dikenang sebagai Presiden ke-7, tapi lebih dikenal sebagai cawapres gagal. Jokowi cawapres, siapapun pasangannya, tidak menguntungkan sama sekali. Ini pilihan politik yang paling tidak rasional.
2024 bukan milik Jokowi. Jokowi akan segera menjadi masa lalu. Seloyal apapun partai, pejabat, pengusaha dan bahkan relawan, mereka akan berpikir masa depan. Rasionalitas mereka adalah rasionalitas masa depan. Bukan rasionalitas masa lalu.
Jika hari ini Nasdem ambil sikap tidak seperahu lagi dengan Jokowi untuk Pilpres 2024, maka ke depan “pasti” akan diikuti oleh partai-partai lain. Bukan pembangkangan, tapi itu tuntutan masa depan. Itu rasionalitas politik. Jokowi tidak akan bisa mencegah dan menyanderanya. Ini tidak hanya berlaku hanya bagi Jokowi. Ini hukum politik yang berlaku pada semua rezim.
Apa yang akan menjadi keputusan partai politik akan selalu berkaitan dengan suara partai dan calon yang punya efek elektoral yang potensial menang. Hanya itu. Tak ada yang lebih rasional dari pertimbangan itu.
Komunikasi politik yang dilakukan oleh partai-partai politik selama ini punya tujuan untuk naikkan suara dan menang. Ini hanya soal waktu kapan partai itu membuat keputusan. Terkait ini, Jokowi tidak akan lagi menjadi pertimbangan. Jokowi akan segera menjadi sejarah masa lalu.
2023, akan banyak partai yang tidak sejalan dengan pilihan Jokowi. Maka, sikap politik yang paling rasional bagi Jokowi adalah netral. Dengan sikap netral, Jokowi akan meninggalkan legacy yang baik. Jokowi akan dicatat sebagai negarawan. Masa depannya relatif lebih aman. Siapapun yang akan terpilih jadi presiden, Jokowi aman dan terhormat.
Sebaliknya, jika Jokowi terlalu ikut campur dalam pilpres dan calon pilihannya kalah, ini punya risiko politik yang teramat besar. Apalagi jika kontestasi pilpres 2024 seekstrem 2019 kemarin, maka risiko politiknya akan bisa ekstrem juga.
Rakyat berharap, kompetisi di Pilpres 2024 fair. Semua partai dan capres diberikan ruang yang sama untuk berkompetisi secara elegan, sehingga akan lahir presiden terpilih yang bisa diterima oleh semua pihak. Siapapun presiden yang akan terpilih, dia presiden seluruh rakyat Indonesia. Bukan presiden untuk para pendukungnya saja. Ini yang harus dijadikan sebagai prinsip leadership bangsa. (*)
* Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa.
Leave a Comment