Sapardi Djoko Damono

Oleh: Jaya Suprana

PADA hari Kamis bertanggal deretan angka keramat 20-2-2020 di Museum Nasional, Ibu Ayla dan saya berjumpa Prof Sapardi Djoko Darmono dalam rangka menghadiri pameran mahakarya foto maestro Darwis Triadi dan pergelaran mahakarya adibusana mastra Vera Anggraini yang dipersembahkan kepada Prof. Sapardi Djoko Damono.

Pada saat perjumpaan sebelum pageblug Corona itu, saya terdiam setriliun bahasa akibat terbungkam pesona aura wibawa budaya sang mahapujangga Nusantara.

Namun Ibu Ayla tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk menyampaikan ungkapan rasa kagum dan hormat beliau terhadap sang mahasastrawan yang mewariskan mahakarya puisi cinta terindah di marcapada:

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana :
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.

Selamat jalan, Pak Sapardi Djoko Darmono!

Mahakarya-mahakarya Bapak kekal abadi bersemayam di lubuk sanubari kami semua.

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada. (*)

* Penulis adalah pengagum Sapardi Djoko Damono.