HUT Bhayangkara

Kastara.ID, Jakarta – Bursa calon Kapolri mulai ramai diperbincangkan. Pasalnya Jenderal Idham Aziz yang saat ini menjabat Kapolri bakal memasuki masa pensiun pada Januari 2021. Sehingga penggantinya harus segera ditetapkan. Hal ini pula yang membuat ‘suhu’ di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta, mulai memanas.

Terdapat tujuh nama perwira tinggi Polri berpangkat Komisaris Jenderal (Komjen) dan Inspektur Jenderal (Irjen) yang disebut-sebut masuk dalam bursa calon Kapolri. Mereka adalah Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono, Kabaharkam Komjen Agus Andrianto, Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo, Kepala BNPT Boy Rafli Amar, Kapolda Metro Jaya Muhammad Fadil Imran, Kapolda Jawa Tengah Ahmad Luthfi, dan Kapolda Jawa Barat Ahmad Dofiri.

Berbagai isu sudah mulai berkembang menyertai kemunculan nama-nama perwira tinggi Polri tersebut. Salah satu isu yang paling mengemuka ada tentang agama. Dari ketujuh jenderal tersebut, satu orang diketahui bukan beragama Islam, yakni Komjen Listyo Sigit Prabowo. Wakil Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni menegaskan, tidak ada persyaratan yang mengharuskan Kapolri beragama Islam.

Saat memberikan keterangan (23/11), Sahroni menerangkan, Polri bertugas menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Politisi Partai Nasdem ini menambahkan, Polri bukan lembaga dakwah sehingga pimpinnanya tidak harus muslim. Menurutnya, tidak masalah lembaga Kepolisian dipimpin seorang non-Muslim asalkan mempunyai kemampuan dan kapabilitas yang bagus.

Sahroni juga menepis adanya usulan masa jabatan Jenderal Idham Aziz diperpanjang. Meskipun hal itu bisa saja terjadi jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan, Sahroni menyebut perpanjangan masa jabatan Idham Aziz justru bisa merusak institusi Polri.

Sahroni menambahkan, pihaknya juga tidak setuju jika calon Kapolri berasal dari perwira tinggi bintang dua atau Irjen. Ia menegaskan calon Kapolri harus sudah berpangkat Komjen atau bintang tiga. Perwira bintang dua, menurut Sahroni harus naik jadi bintang tiga dulu dan menjabat posisi tertentu. Jika tidak menurutnya, sama saja dengan melompat atau serta merta menjadi jenderal bintang empat. (ant)