Hencky Luntungan

Kastara.ID, Jakarta – Keputusan pemerintah menolak hasil kongres luar biasa (KLB) Partai Demokrat (PD) Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut), ternyata tidak membuat kubu Moeldoko menyerah. Salah satu penggagas KLB PD, Hencky Luntungan menegaskan, pihaknya akan melakukan perlawanan. Hencky memastikan kubu KLB bakal membawa kasus tersebut ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).

Saat memberikan keterangan (31/3), Hencky menyatakan apresiasi atas keputusan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham). Meski hasilnya mengecewakan, namun menurut Hencky hal itu menunjukkan tidak ada interevnsi pemerintah dalam polemik dualisme kepengurusan Partai Demokrat. Sekaligus menurutnya, mementahkan tuduhan yang muncul selama ini.

Upaya membawa ke PTUN menurut Hencky juga sesuai dengan apa yang disampaikan Kemenkumham. Nantinya dengan menggeser ke PTUN urusan dualisme kepengurusan Partai Demokrat menjadi keputusan negara dan bukan lagi keputusan pemerintah. Hencky menambahkan, kalau sudah keputusan negara tidak ada lagi yang bisa melawan.

Sementara Partai Demokrat pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyatakan bersyukur atas putusan Kemenkumham. Saat memberikan keterangan (31/3), AHY mengatakan, keluarnya keputusan tersebut menandakan pemerintah tidak mengakui kepengurusan Partai Demokrat yang dipimpin KSP Moeldoko.

Pengumuman yang disampaikan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly didampingi Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD kemarin (31/3) menandakan pemerintah hanya mengakui Partai Demokrat hasil Kongres V, Jakarta, pimpinan AHY.

Meski demikian putra mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu menegaskan dirinya selalu membuka pintu maaf bagi Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko. AHY mengakui kader-kader Partai Demokrat sangat kecewa dan marah dengan tindakan Moeldoko memimpin kelompok pembegal dan perusak demokrasi. Namun menurut mantan tentara berpangkat Mayor ini, pintu maaf bagi mantan Panglima TNI itu selalu terbuka.

Meski demikian, AHY mengaku belum melihat itikad baik dari kubu Moeldoko untuk meminta maaf dan menyesali tindakannya. Justru kubu KLB menurut AHY kini sibuk melontarkan kebohongan demi kebohongan baru untuk mengalihkan perhatian publik dari persoalan yang sesungguhnya. (ant)