Pangan

Kastara.ID, Jakarta – Jelang Lebaran biasanya kebutuhan produk pangan semakin meningkat, baik itu produk pertanian, perikanan maupun peternakan. Seiring dengan meningkatnya permintaan pasar, terkadang ada saja oknum yang nakal mencari keuntungan dengan cara tidak benar. Misalnya, mencampurkan zat kimia berbahaya ke dalam produk pangan tersebut.

Menurut Kasudin Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Timur Yuli Absari, produk peternakan yang rawan dicampur dengan zat kimia jenis formalin adalah pada daging ayam. Sedangkan untuk daging sapi sejauh ini jarang ditemukan di lapangan.

Untuk produk perikanan, campuran formalin biasanya ditemukan pada jenis ikan asin. Sedangkan pada ikan segar jarang ditemukan adanya kandungan zat kimia berbahaya.

“Jelang dan saat Ramadan sampai jelang Idul Fitri, kita rutin melakukan pengawasan produk pangan di pasar tradisional. Biasanya gabung dengan Dinas KPKP dan kadang bersama BPOM DKI,” kata Yuli (30/4).

Lalu bagaimana cara mengetahui produk pangan itu murni dan tidak mengandung senyawa kimia berbahaya? Berikut ini tips yang diberikan Yuli.

1. Untuk produk pangan daging ayam dan ikan, jika mengandung zat kimia biasanya tidak dihinggapi lalat. Kemudian bau khas ayam, daging maupun ikan akan hilang.

2. Penampakan teksturnya terlihat lebih jernih dan kekar, namun sangat terkesan tidak alami. Jika menemukan produk seperti itu hendaknya masyarakat tidak usah membelinya.

Karena itu, Ia menganjurkan agar membeli daging, ayam dan ikan dalam kondisi yang masih segar. Jika tidak maka belilah produk yang beku. Karena yang frozen atau dibekukan itu lebih sehat.

“Kami sarankan membeli produk yang masih segar. Misalnya untuk ayam setelah dipotong, masa laiknya itu 6-8 jam. Setelah itu tidak layak konsumsi lagi. Kecuali jika dagingnya dibekukan bisa tahan lebih lama karena bakterinya telah mati,” ucap Yuli.

Untuk produk pertanian terutama untuk sayur mayur, menurut Yuli, sejauh ini tidak ditemukan adanya kandungan zat kimia berbahaya.

“Beberapa kali melakukan pengawasan di lapangan, kami belum menemukan adanya sayur mayur yang mengandung zat kimia berbahaya di pasaran,” tandasnya. (hop)