Industri

Kastara.ID, Jakarta – Kementerian Perindustrian fokus untuk terus memacu kebijakan hilirisasi industri karena diyakini dapat meningkatkan nilai tambah bahan baku di dalam negeri. Seiring langkah strategis tersebut, juga dilakukan penerapan standardisasi produk industri agar mampu kompetitif di pasar domestik hingga ekspor.

“Potensi sumber daya alam (SDA) di Indonesia masih sangat tinggi dan bervariasi, sehingga menjadi peluang untuk dapat diolah lebih lanjut menjadi berbagai produk industri yang bernilai tambah melalui pengembangan dan diversifikasi produk industri,” kata Sekretaris Jenderal Kemenperin Haris Munandar pada Peresmian Kantor dan Laboratorium Balai Pengembangan Produk dan Standardisasi Industri (BPPSI) di Pekanbaru, Riau, Senin (1/7).

Menurut Sekjen Kemenperin, pihaknya bertekad mendorong pengembangan industri pengolahan, salah satunya potensi yang ada di provinsi Riau. Upaya ini dijalankan dengan memperkuat peran kelembagaan BPPSI Pekanbaru.

“Peran BPPSI Pekanbaru sebagai unit pelaksana teknis atau perpanjangan tangan Kemenperin perlu terus ditingkatkan, salah satunya dengan peningkatan sarana dan prasarana perkantoran yang lebih representatif dan laboratorium pengujian yang memenuhi,” paparnya.

Haris menjelaskan, seiring bertambahnya dan berkembangnya industri di provinsi Riau, peran standardisasi akan semakin vital untuk pemenuhan standar dan peningkatan daya saing industri itu sendiri. Di samping itu, dengan potensi SDA, terutama hasil perkebunan dan pertanian yang berlimpah di Riau, potensi untuk pengembangan produk industri melalui hilirisasi dan diversifikasi produk akan semakin diperlukan.

Pada acara peresmian kantor dan laboratorium BPPSI Pekanbaru ini, yang dihadiri stakeholders industri mulai dari pemerintah, pelaku industri, sampai dunia akademik, Haris menyampaikan harapan Kemenperin untuk berkolaborasi dan bersinergi dengan para pihak terkait tersebut. “Ini sebagai upaya mendorong pengembangan produk industri di Riau, terutama yang berbasis SDA,” imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Riau Brigjen TNI (Purn) Edy Natar Nasution menuturkan, pihaknya berharap BPPSI Pekanbaru dapat berkontribusi dalam pengembangan industri di provinsi Riau. Apalagi, sektor industri merupakan kontributor terbesar kedua (24,52%) setelah pertambangan dan penggalian (27,82%) dalam struktur PDRB Provinsi Riau.

“Hal tersebut cukup menggambarkan betapa pentingnya pengembangan industri ke depan dalam mendorong peningkatan perekonomian provinsi Riau,” ungkap Edy. Menurutnya, mayoritas industri di provinsi Riau merupakansektor industri kecil dan menengah (IKM) yang memerlukan peran pemerintah pusat dalam memacu pengembangannya.

“Terdapat beberapa komoditas SDA berbasis agro yang dapat dikembangkan oleh IKM, di samping kelapa sawit yang selama ini menjadi andalan provinsi Riau. Pengembangan produk berbasis SDA lokal lainnya yang masih potensial, antara lain kelapa, nanas, kopi, keladi, sampai dengan produk perikanan atau hasil laut,” sebut Edy. (mar)