Tegal

Kastara.ID, Jakarta – Keinginan masyarakat untuk mudik dan merayakan Idulfitri di kampung halaman tampaknya sudah tidak bisa ditahan. Meski pemerintah membuat kebijakan yang melarang masyarakat mudik pada Lebaran tahun ini, masyarakat tetap berusaha melakukan perjalanan menuju kampung halaman dengan berbagai cara. Salah satunya dengan mudik lebih awal. Hal ini demi menghindari pelarangan mudik yang mulai berlaku sejak 6 Mei hingga 17 Mei 2021.

Kondisi tersebut terbukti dengan ratusan pemudik dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) yang sudah tiba di Stasiun Kereta Api Tegal, Jawa Tengah, kemarin (2/5) sore. Para pemudik mengatakan memilih mudik lebih awal lantaran khawatir tidak bisa mudik pada 6-17 Mei 2021. Pemudik yang datang menggunakan KA Tegal Ekspres dari Stasiun Pasar Senen, Jakarta itu sebagian besar adalah pekerja sektor informal, pedagang, dan pelayan warung tegal (warteg).

Data dari pihak Stasiun Tegal, hingga Ahad sore sudah lebih dari 600 pemudik tiba di kota di utara Pulau Jawa itu. Para pemudik tiba menggunakan KA Tegal Ekspres dan Cirebon Ekspres. Para pemudik terlihat membawa serta anak dan istrinya dari Jakarta dan sekitarnya. Umumnya pemudik berasal dari Kota Tegal, Slawi, Pemalang, dan wilayah sekitarnya.

Kondisi serupa juga terjadi di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Hingga Jumat (30/4) tercatat 1.826 pemudik asal Jakarta dan sekitarnya telah datang ke Pekalongan. Alasan yang dikemukakan pun sama, pemudik sengaja mudik lebih awal untuk menghindari pemberlakukan larangan mudik 6-17 Mei 2021.

Pejabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Pekalongan, Bambang Irianto mengatakan, meski pemerintah sudah melarang, pemudik tetap berdatangan ke Pekalongan. Bambang pun tidak bisa memperkirakan berapa jumlah total pemudik yang datang. Pasalnya masih ada beberapa hari hingga masa larangan mudik dimulai.

Menurut Bambang, pihaknya sudah berusaha mencegah warga asal Pekalongan dari berbagai daerah mudik pada Lebaran tahun ini. Namun tetap saja mereka mudik. Saat memberikan keterangan (30/4), Bambang menegaskan, penurunan virus corona atau Covid-19 di Pekalongan masih terkendali meski ratusan pemudik sudah berdatangan di kota yang terkenal dengan kerajinan batik itu. Guna mencegah terjadinya lonjakan kasus Covid-19, Pemkab Pekalongan sudah melaksanakan PPKM mikro dan program Jogo Tonggo. Dua kegiatan ini sebelumnya efektif untuk menekan Covid-19 di tingkat desa. (ant)