Kastara.ID, Makkah (Kemenag) — Layanan katering jemaah dan transportasi bus shalawat akan dihentikan sementara menjelang puncak haji. Distribusi katering dihentikan sejak 6 Agustus. Bus shalawat yang mengantar jemaah haji ke Masjidil Haram juga berhenti beroperasi mulai 6 Agustus 2019, pukul 12.00 waktu Arab Saudi.

“Mulai 6 sampai 8 Agustus, jemaah tidak dapat layanan makan di hotel,” jelas Menag Lukman Hakim Saifuddin saat memimpin rapat koordinasi antara Delegasi Amirul Hajj dengan PPIH Arab Saudi di Kantor Daker Makkah, Jumat (2/8). Hadir Konjen RI dan atase dari Kedubes Saudi di Riyad.

Menurut Menag, mulai 9 Agustus, jemaah haji akan diberangkatkan menuju Arafah untuk wukuf pada 10 Agustus 2019. Dari Arafah dilanjutkan menuju Muzdalifah, lalu ke Mina. Jemaah akan tinggal di Mina hingga 14 Agustus untuk yang nafar awal (menginap dua malam), dan 15 Agustus untuk yang nafar tsani (menginap tiga malam), lalu kembali ke hotel di Makkah.

“Mulai 17 Agustus, jemaah sudah mulai mendapat layanan katering lagi di hotel,” tutur Menag.

Menurut Menag, penghentian layanan katering karena perusahaan tidak mampu mendistribuskan makanan ke hotel disebabkan padatnya lalu lintas. Jelang puncak haji, izin lalu lintas kendaraan diperketat, dan tidak semua perusahaan katering mendapatkannya. “Jelang puncak haji, hanya kendaraan berizin saja yang bisa melintas karena lalu lintas padat,” tutur Menag.

Demikian juga dengan operasional bus shalawat. Layanan antar jemput jemaah dari hotel ke Masjidil Haram ini akan dihentikan dari 6-14 Agustus. Bus Shalawat akan kembali mengantar jemaah dari hotel ke Masjidil Haram pada 15 Agustus 2019.

“Ini samata karena padatnya lalu lintas dan sepenuhnya menjadi aturan Pemerintah Saudi,” tegas Menag.

Menag berharap, jemaah bisa memanfaatkan waktu penghentian layanan bus shalawat untuk beribadah di hotel atau masjid terdekat hotel, sembari mempersiapkan fisik dan stamina untuk menghadapi puncak haji. (put)