Terawan Agus Putranto

Kastara.ID, Jakarta – Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto memastikan pemerintah tidak akan memberikan kompesasi kepada warga Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. Hal ini terkait dengan dipilihnya Natuna sebagai lokasi observasi dan karantina warga negara Indonesia (WNI) yang baru pulang dari Wuhan, China. Meskipun lokasi karantina berdekatan dengan pemukiman warga.

Saat berbicara di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Jakarta, Selasa (4/2), Terawan menjelaskan, 238 WNI yang baru dievakuasi akan menjalani masa karantina selama 14 hari di Natuna. Hal itu dilakukan guna mencegah penyebaran virus corona di Indonesia. Terkait kekhawatiran warga Natuna, Terawan menyebut pemerintah tidak ingin warga Natuna sakit atau terdampak penyebaran virus corona.

Mantan Kepala RSPAD Gatot Subroto ini menegaskan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Pemerintah Daerah (Pemda) akan bertanggung jawab jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Namun tanggung jawab itu tidak diwujudkan dalam bentuk kompensasi. Pasalnya tindakan yang dilakukan dimaksudkan untuk membuat masyarakat menjadi sehat. Itulah sebabnya Terawan meminta semua pihak berdoa agar diberikan kesehatan.

Sementara Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal mengatakan, saat ini kondisi di wilayahnya sudah mulai berangsur tenang. Saat mengikuti pertemuan di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (4/2), Hamid menyebut warga Natuna sudah mulai bisa memahami kebijakan pemerintah. Meski jarak lokasi karantina hanya sekitar dua kilometer dari pemukiman, warga sudah yakin dan merasa aman.

Sebelumnya, warga Natuna menyatakan menolak wilayahnya dijadikan lokasi karantina. Salah satu tokoh masyarakat Natuna, Wan Sofyan mengatakan warga takut kehadiran WNI asal Wuhan akan menyebarkan virus corona di pulau paling luar Indonesia itu. Sofyan yakin orang lain pun tidak akan bersedia dijadikan lokasi karantina penyebaran virus penyakit mematikan.

Akibat penolakan itu, warga Natuna sempat melakukan aksi di depan gedung DPRD dan Lapangan Udara (Lanud) Raden Sadjad. Warga sempat melakukan aksi bakar ban saat menyampaikan aspirasinya. Bahkan sejak Ahad (2/2), sebagian besar warga Natuna takut keluar rumah. Sekolah-sekolah pun memilih meliburkan diri. (ant)