Panji

Kastara.id, Jakarta – Di tengah kontestasi ragam budaya dunia, karya film dipandang mampu mentransformasikan ‘Cerita Panji’ dalam format lebih kekinian. “Cerita Panji dapat menjadi sumber kreatif yang bisa dinarasikan secara menarik melalui cerita film,” ujar Prof. Dr. I Made Bandem, MA.

Menurut Bandem, cerita-cerita Panji adalah kekuatan luar biasa. “Namun kita kurang menerjemahkan kekayaan ini ke dalam format yang lebih kekinian,” papar seniman, budayawan, dan pengajar seni asal Bali ini.

Era industrialisasi, lanjut Bandem, adalah era yang mencengangkan dengan kekuatan media massa dan media sosial sedemikian berpengaruh.

“Film-film asing yang ditonton anak-anak kita, dengan mudah dapat diakses melalui aplikasi canggih, seluler, android, gadgets, youtube, dan media lainnya. Oleh karena itu, tugas kita tidak ringan,” paparnya.

Melalui film, kata Bandem, kita dapat menyebarkan gagasan dan wacana kolektif tentang pentingnya membentuk sadar budaya masyarakat. Menghadirkan cerita masa lampau yang penuh kejayaan dan budaya lokal sebagai kekuatan kolektif bangsa.

Ciptakan sebanyak mungkin aplikasi Panji, apa pun bentuknya. Selain itu, ciptakan model-model kesenian Panji yang dapat diaplikasi melalui industry cultural, seperti melalui musik, film, dan seni pertunjukan yang dikelola lebih profesional.

“Mengemas persoalan kultural dalam konteks yang lebih dinamis. Bisa diaplikasikan ke film. Sebab film itu media total. Kita dapat mengangkat nilai (filosofi). Mengangkat kostum, busananya (visual), dan mengangkat lontarnya; tradisi dan manuskrip. Pemerintah, harusnya berani mendorong membuat film Panji bertemakan cinta universal Panji misalnya,” ujar Bandem.

Bandem juga menyarankan, perlunya terus diupayakan dialog Panji berkelanjutan. Apakah melalui seminar, lokakarya, seni petunjukan, seni kriya dan upaya lainnya.

“Panji juga dapat dipresentasikan melalui kegiatan akademik (studi sejarah bahasa dan sastra Jawa Kuno), khususnya melalui perguruan tinggi yang memiliki Studi Ilmu Budaya,” ujar seniman yang mendapat gelar Master di bidang tari dari UCLA dan PhD di bidang Etnomusikologi, dari Universitas Wesleyan, Amerika Serikat ini. (hero)