Ma'ruf Amin

Kastara.ID, Jakarta – Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan, dirinya dan Presiden Jokowi tidak puas dengan susunan menteri di Kabinet Indonesia Maju. Ma’ruf merasa, baik dirinya maupun Jokowi tidak bisa menampung semua pihak masuk dalam kabinet.

Ma’ruf berdalih jumlah menteri hanya 34 dan wakil menteri hanya 12. Itulah sebabnya ia menyadari jika banyak pihak merasa kecewa akibat keinginan masuk dalam kabinet tidak bisa terakomodasi.

Saat berbicara di Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) (1/11), Ma’ruf menyebut dua ormas Islam terbesar di Indonesia juga tidak puas dengan susunan kabinet. NU kecewa karena tidak mendapat jatah Menteri Agama dan Muhammadiyah tidak puas lantaran gagal mengisi posisi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Sambil berseloroh, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu mengatakan, pihak yang menjadi anggota kabinet memang memiliki garis tangan tertentu. Pihak yang gagal jadi menteri menurut Ma’ruf garis tangannya hilang, mungkin karena sering nyuci baju.

Terkait kemungkinan adanya perombakan kabinet pada enam bulan mendatang, mantan Rois Aam PBNU ini mengaku tidak tahu. Pasalnya hal itu menjadi hak prerogatif Jokowi sebagai presiden. Menurutnya, jika dirasa penting pasti Jokowi akan melakukannya.

Sebelumnya Ketua Harian Tanfidziyah PBNU Robikin Emhas mengatakan, pihaknya kecewa dengan pemilihan Fachrul Razi sebagai Menteri Agama (Menag). Robikin mempertanyakan mengapa jabatan tersebut diserahkan kepada orang dengan latar belakang militer dan bukan sosok yang paham terhadap masalah keagamaan.

Kekecewaan juga diungkapkan Wakil Ketua Majelis Tabligh Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Fahmi Salim. Pasalnya jabatan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) diserahkan kepada Nadiem Makarim yang bukan kader Muhammadiyah.

Fahmi menyebut pemerintah seolah ingin melupakan sejarah panjang bangsa, terutama peran umat Islam. Seharusnya pemerintah mengakomodasi kepentingan umat Islam seperti dalam Piagam Jakarta 1945. (rya)