#BoikotBPJS

Kastara.ID, Jakarta – Gelombang penolakan terhadap rencana pemerintah menaikkan iuran Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan terus mengalir. Segala cara dilakukan oleh masyarakat untuk menyuarakan penolakan itu. Salah satunya melalui media sosial atau medsos.

Pada Senin (4/11), di lini masa twitter muncul tanda pagar atau tagar #BoikotBPJS. Bahkan tagar ini sempat menjad trending topik di Twitter Indonesia. Hingga pukul 09.30 tagar #BoikotBPJS sudah dicuitkan sebanyak lebih dari 14.500 kali dan menjadi yang terbanyak keempat di Indonesia.

Saat meramaikan tagar tersebut, warganet menyertakan pula komentar ‘menohok’ terkait BPJS Kesehatan. Netizen bernama D Mechy pemilik akun @YongL4dy pada Senin (4/11) pukul 05.30 meminta Presiden Jokowi membuka hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Hal ini untuk mengetahui ada atau tidaknya penyelewengan di lembaga yang dulu bernama Asuransi Kesehatan (Askes) itu.

Nantinya hasil audit tersebut bisa menjadi dasar apakah BPJS Kesehatan dipertahankan atau dibubarkan. Mechy juga menyoroti sikap petinggi BPJS Kesehatan yang hanya memandang peserta sebagai masyarakat mampu. Padahal peserta BPJS Kesehatan juga banyak yang berkategori tidak mampu.

Warganet yang lain, @farrelarrizal13 menilai dari sisi para tenaga medis, kehadiran BPJS Kesehatan cenderung merugikan. Pemilik akun yang hanya mencantumkan huruf F sebagai namanya itu menyebut BPJS Kesehatan membuat tingkat kesejahteraan tenaga medis menurun. Menurutnya, perlu penanganan serius agar tidak ada pihak yang saling menyalahkan.

Meski demikian, ada pula warganet yang memberikan pembelaan terhadap BPJS Kesehatan. Pemilik akun @Kartikaribet menyatakan tidak setuju dengan aksi boikot BPJS Kesehatan. Menurutnya, jika memang ada kesalahan, pemerintah wajib menegur manajemen BPJS Kesehatan dan bukan memboikotnya. (rfr)