Kastara.ID, Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika mendukung kolaborasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi dalam penyusunan bahan ajar informatika untuk siswa sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA).

Menteri Kominfo Rudiantara meminta kepada Tim PGRI maupun Siberkreasi ketika menyusun bahan ajar informatika, bisa memetakan titik fokusnya berdasarkan ekosistem TIK saat ini. Eksosistem yang dimaksud adalah DNA: device, network, dan application. 

“Jadi siswa bisa diarahkan apakah mau pada pembuatan komputer, atau menggunakan komputer dengan adanya nilai tambah, ataukah membuat konten dan aplikasinya,” saran Rudiantara saat menerima audiensi perwakilan guru penyusun buku informatika PGRI bersama Pokja Kurikulum Literasi Digital – Siberkreasi, di Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta (4/2). 

Menteri Kominfo mengharapkan konten dalam pelajaran informatika jangan sampai terlalu teknis. Namun bisa membangun berpikir kritis dalam koridor budaya, agama, dan etika di Indonesia.

“Mata pelajaran informatika yang disusun untuk siswa SD, SMP, dan SMA, perlu membangun kemampuan siswa untuk berpikir kritis (critical thinking). Perlu ada sentuhan filosofis, supaya siswa sejak dini juga memiliki kemampuan berpikir kritis dalam memilah dan memilih informasi, tidak hanya sebatas mampu menggunakan alat TIK saja,” ujarnya. 

Audiensi ini tim penyusun bahan ajar dengan Menteri Kominfo merupakan tindak lanjut Peraturan Menteri Kemendikbud Nomor 37 Tahun 2018. Salah satu pokok Permendikbud itu memasukkan mata pelajaran informatika ke dalam pendidikan formal SMP dan SMA (dan yang sederajat). 

Pada pertengahan Februari 2019 tim akan mengadakan konsinyering penyusunan bahan ajar informatika untuk tingkatan SD, SMP, SMA, dan SMK. Dalam pembahasan setiap tingkatan akan melibatkan empat orang guru. Selain itu akan melibatkan pula perwakilan Kementerian Kominfo, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Perindustrian serta Kementerian Agama.

Perwakilan dari PGRI, Wijaya Kusuma, menyampaikan keinginannya untuk dapat berkolaborasi dengan Kementerian Kominfo dan Siberkreasi dalam penyusunan bahan ajar tersebut. “Kami ingin ada kolaborasi dalam memperkuat konten bahan ajar informatika agar sesuai dengan kebutuhan industri saat ini, termasuk dengan Kominfo dan Siberkreasi,” ujar Wijaya.

Rita Nurlita dari Siberkreasi menegaskan edukasi literasi digital harus dilakukan sejak dini. “Selama ini kami bergerak di lapangan memberikan materi literasi digital, belum ada bahan ajar yang ajeg dan komprehensif. Sehingga bahan ajar yang akan disusun oleh kawan-kawan PGRI ini, dengan didukung oleh Kominfo dan Siberkreasi, adalah hal yang sangat ditunggu-tunggu,“ ujarnya seraya menegaskan kesiapan jejaring Siberkreasi untuk melakukan pendampingan kepada Pokja PGRI.

Kepala Badan Litbang SDM Kementerian Kominfo Basuki Yusuf Iskandar menyatakan kesanggupan menjadi focal point untuk membantu melakukan komunikasi lintas kementerian dan lembaga guna penyusunan bahan ajar tersebut. (rfr)