Kastara.id, Jakarta – Diperkirakan 65 juta orang di Asia Tenggara berisiko jatuh ke jurang kemiskinan karena tidak bisa mengakses layanan kesehatan dasar yang mahal. Demikian diungkapkan Direktur Regional organisasi kesehatan dunia (WHO) untuk Asia Tenggara, Poonam Khetrapal Singh dalam keterangan resminya, Kamis (5/4).

“Mereka harus mengeruk kantong mereka untuk membeli obat, terutama yang menderita penyakit seperti gangguan jantung dan diabetes,” kata Poonam.

Menurutnya, diperlukan banyak upaya meningkatkan ketersediaan sumber daya manusia bagi kesehatan serta keterampilan tenaga kesehatan dan tenaga penunjang.

Di sisi lain, juga diperlukan upaya tenaga kesehatan dan tenaga penunjang mau menetap di daerah pedesaan dan daerah yang sulit dicapai, demi memastikan adanya pelayanan kesehatan bermutu bagi setiap orang di mana pun berada.

“Hampir setengah populasi di Asia Tenggara masih belum sepenuhnya mendapatkan akses terhadap pelayanan kesehatan dasar. Ketidaksetaraan masih terjadi,” ungkap Poonam.

Poonam menilai, masyarakat kurang mampu dan berada di daerah pedesaan memiliki akses yang lebih terbatas daripada masyarakat yang berpenghasilan tinggi dan hidup di perkotaan.

Karena itu, WHO mengajak seluruh negara anggota di Asia Tenggara meningkatkan upaya menuju cakupan kesehatan semesta untuk menyediakan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi semua orang, kapan pun di mana pun, tanpa mengalami kesulitan keuangan.

Hal itu sesuai dengan tema Hari Kesehatan Dunia 2018, yaitu “Cakupan Kesehatan Semesta: Untuk Setiap Warga, Di Mana Pun Berada”. Hari Kesehatan Sedunia diperingati setiap 7 April. (nad)