Pempek

Kastara.ID, Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP) menyelenggarakan “Pelatihan Pembuatan Pempek Ikan” secara gratis pada 3-4 Juni 2020. Pelatihan yang dilakukan secara daring ini disambut antusias oleh 2.501 warga yang turut serta.

Para peserta berasal dari 34 provinsi di Indonesia dan berbagai latar belakang pekerjaan. Mulai dari ASN, penyuluh perikanan bantu, ibu rumah tangga, wirausahawan, mahasiswa, karyawan swasta/BUMN, buruh pabrik, guru, dosen, perangkat desa, anggota TNI/Polri, tenaga medis, hingga tenaga kerja baru.

Kepala Puslatluh KP Lilly Aprilya Pregiwati mengatakan, pelatihan ini diselenggarakan atas tingginya permintaan masyarakat setelah diselenggarakannya ‘Pelatihan Pembuatan Kerupuk Amplang” dan “Pelatihan Pembuatan Unagi Donburi’ pada 20 Mei 2020 lalu.

“Pelatihan olahan ikan ini ternyata direspons sangat positif oleh masyarakat. Oleh karena itu, kami melakukan voting di media sosial tentang materi pelatihan yang diinginkan. Hasilnya, mayoritas masyarakat yakni sebesar 30,3% menginginkan pelatihan pembuatan pempek sehingga kita selenggarakan hari ini,” ungkap Lilly di Jakarta, Kamis (4/6).

Pelatihan kali ini difasilitasi oleh Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BP3) Tegal melalui demonstrasi interaktif yang diberikan oleh para instrukturnya melalui aplikasi Zoom. Sementara itu, para peserta mengikuti pelatihan dari rumah masing-masing dengan bahan dan alat yang disiapkan secara mandiri.

Kepala BP3 Tegal Muchlisin berharap, kegiatan ini dapat menciptakan wirausaha-wirausaha baru di bidang perikanan di tengah terbatasnya aktivitas ekonomi akibat pandemi COVID-19.

“Kami berharap, jiwa wirausaha masyarakat terbangun sehingga bisa menumbuhkan industri-industri rumahan dan membantu perekonomian mereka,” ungkapnya.

Sedangkan untuk para peserta yang sudah bergerak di bidang perikanan sebelumnya, ia berharap agar pelatihan ini bisa menjadi alternatif usaha untuk meningkatkan pendapatan mereka.

“Dalam masa-masa seperti ini, mungkin beberapa kegiatan perikanan sedikit terhambat. Kami harap, pelatihan olahan perikanan seperti pempek ikan ini bisa menjadi diversifikasi usaha baru untuk memenuhi kebutuhan Bapak/Ibu sehari-hari,” ujar Muchlisin.

Sementara itu, Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Sjarief Widjaja mengarahkan 4 (empat) hal yang harus diperhatikan oleh peserta agar produk pempek ikan yang diproduksi bisa bersaing di masyarakat.

Pertama ialah kemasan produk. Ia mengarahkan agar para peserta memberikan inovasi-inovasi baru pada produk pempeknya agar menarik bagi konsumen.

“Untuk menarik konsumen, sebelum rasa adalah mata. Untuk itu, bentuk akhirnya harus diperhatikan supaya menarik. Misalnya dikasih mata dan mulut, pasti anak-anak yang melihat jadi tertarik untuk coba,” ucapnya.

Kedua, Sjarief berpesan agar para peserta memperhatikan rasa dari produk yang dibuat sehingga bisa dinikmati dan menjaga kesetiaan konsumen.

“Rasanya harus enak, kenyal, tidak bantet, dan tidak ada rasa tepung. Berarti adonannya harus bagus. Bagaimana caranya? Nanti para instruktur akan mengarahkan. Kita juga bisa buat rasa-rasa unik yang belum ada di pasar. Misalnya rasa rendang,” katanya.

Ketiga, ia mengingatkan agar para peserta memperhatikan nutrisi produk pempek yang dibuat. Salah satunya terkait dengan keamanan kandungan dan ketahanan penyimpanan pempek.

“Nutrisinya juga dipastikan harus bagus. Kalau kita produksi sekaligus banyak berarti harus dipikirkan supaya masa penyimpannya awet di freezer. Ada teknik-teknik yang bisa ditanyakan kepada para instruktur,” tambahnya.

Keempat ialah sarana-prasarana dan material yang digunakan. Sjarief menyampaikan bahwa peralatan yang digunakan harus disesuikan dengan volume yang akan diproduksi. Selain itu, material yang digunakan pun harus segar.

“Apakah Bapak/Ibu membuat pempek buat keluarga saja atau industri rumah tangga? Semua peralatan dan resepnya harus disesuaikan,” ucapnya.

“Jangan lupa, pastikan juga bahwa materialnya yaitu ikan yang digunakan segar. Jangan ikan yang sudah mati tiga kali. Kita bisa beli di TPI. Perhatikan warna matanya, ekornya, dan sebagainya,” lanjut Sjarief.

Ia berharap, di akhir pelatihan sudah ada inovasi-inovasi baru yang dihasilkan oleh para peserta dengan bimbingan instruktur. Menurutnya, produk-produk yang dihasilkan sebisa mungkin harus berbeda dari produk pempek umumnya yang telah beredar di pasar agar dapat bersaing.

“Harus berbeda dari punya tetangga sebelah. Jangan konvensional,” pesannya.

Di era digital saat ini, Sjarief menambahkan bahwa pemasaran online melalui media sosial juga harus dimaksimalkan. Ia mengarahkan agar BP3 Tegal bisa memfasilitasi cara membuat dan mengoperasikan platform media sosial seperti Instagram dan Facebook bagi para peserta.

Menutup sambutannya, ia berharap agar “Pelatihan Pembuatan Pempek Ikan” ini bisa bermanfaat bagi para peserta untuk membuat produk berkualitas. Dengan begitu, produk-produk tersebut bisa menjadi andalan untuk dijual di lingkungan tempat tinggal para peserta pada masa COVID-19 saat ini.

“Semoga apa yang kita lakukan hari ini bisa bermanfaat untuk masa depan putra/i kita dan memberikan penghasilan tambahan untuk keluarga di tengah pandemi saat ini,” pungkas Sjarief.

Salah satu peserta asal Jawa Tengah, Ana, menyampaikan apresiasinya kepada KKP atas pelatihan pempek yang telah diberikan.

“Penjelasan dari instrukturnya dibarengi dengan demonstrasi sehingga mudah memahimnya. Walaupun lewat online, kami juga tetap bisa bertanya langsung ke instruktur lewat video dan langsung dijawab. Lalu, kita juga diberikan contoh penyajian dalam kemasan untuk kita praktekkan untuk membuka usaha. Sangat membantu,” ujarnya.

Ia pun berencana mematangkan pengetahuan yang sudah didapat untuk segera memproduksi produk pempeknya secara massal dalam waktu dekat.

Ke depan, KKP melalui Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslaltuh KP) akan terus memberikan pelatihan gratis dengan materi lainnya untuk terus mendorong industri ekonomi rumahan di tengah pandemi COVID-19. Beberapa materi itu di antaranya pelatihan pembuatan hakau, bandeng krispi cabut duri, siomay ikan, dan samosa ikan. (wepe)