UI

Kastara.ID, Jakarta – Kabar tidak mengenakkan datang dari dunia pendidikan tanah air. Peringkat beberapa perguruan tinggi terbaik di Indonesia turun. Hal ini berdasarkan laporan lembaga pemeringkatan perguruan tinggi dunia The Times Higher Education (THE) yang merilis THE Asia University Rankings 2021 melalui laman https://www.timeshighereducation.com/world-university-rankings/2021/regional-ranking,

Pada laporan yang dilansir (2/6) itu, Universitas Indonesia (UI) berada pada urutan 15 Asia Tenggara dan 194 di Asia. Padahal sebagai perguruan tinggi terbaik di Indonesia, tahun lalu UI berada di peringkat 162 di Asia.

Sedangkan perguruan tinggi lainnya peringkatnya juga turun. Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun lalu berada di urutan 264. Tahun ini berada di peringkat 310. Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya peringkat 372, tahun lalu 312. Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta tahun lalu ada di peringkat 339 melorot ke posisi 385.

Dibanding negara tetangga, berbagai kampus Indonesia itu berada jauh di bawah. Dua kampus di Singapura, National University of Singapore dan Nanyang Technological University berada di peringkat tiga dan kelima.

Di Malaysia terdapat delapan kampus dengan peringkat di atas UI. University of Malaya di urutan 49 Asia. Universiti Teknologi Petronas (111), Universiti Tunku Abdul Rahman (119), Univerti Putra Malaysia atau UPM (136), Universiti Kebangsaan Malaysia atau UKM (150), Universiti Teknologi Malaysia (150), Universiti Utara Malaysia (155), dan Universiti Sains Malaysia (163).

Kampus lain di Asia Tenggara juga berada di urutan lebih atas dibanding Indonesia. Universiti Brunei Darussalam berada di urutan ke-60. University of the Philippines di peringkat ke-84. Tiga kampus di Thailand, yakni Mahidol University, Mae Fah Luang University, dan Chulalongkorn University berperingkat 130, 187, dan 194.

Ketua Dewan Profesor Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung Arief Anshory Yusuf mengaku prihatin dengan kondisi tersebut. Saat memberikan komentar (5/6), Arief menyebut penurunan peringkat ini bukan lagi stagnasi tapi sudah regresi. Kondisi ini sangat memprihatinkan lantaran di saat bersamaan perguruan tinggi di Asia Tenggara justru mengalami peningkatan.

Itulah sebabnya Arief meminta data yang dirilis Times Higher Education (THE) menjadi perhatian serius jajaran Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kemendikbudristek. Arief menyebut THE merupakan lembaga pemeringkatan kampus paling tua dan kredibel di dunia. Sehingga datanya bisa dipertanggungjawabkan.

Guru Besar Ekonomi Unpad ini menyatakan, kenyataan merosotnya peringkat kampus di Indonesia sangat ironi. Pasalnya pada saat yang sama pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) justru mengguyur kampus dengan dana untuk keperluan riset, publikasi, dan lain-lain.

Doktor bidang ekonomi dari Australian National University ini menilai kampus tidak konsisten dengan klaim Ditjen Dikti yang mengatakan publikasi kita terhebat se-ASEAN. Bahkan Dikti pernah mengaku kampus di Indonesia mampu mengejar Singapura. (ant)