Kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap dua tahun sekali ini diselenggarakan oleh Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (Perpamsi). Ma’ruf Amin mengatakan, air merupakan kebutuhan dasar bagi seluruh makhluk hidup. Oleh sebab itu, air membutuhkan penanganan secara cermat.
“Perubahan iklim membawa dampak kekeringan, kebakaran hutan, mencairnya es di kutub dan meningkatnya permukaan air laut. Lahan basah yang tersisa saat ini dalam kondisi terdegradasi. Itulah kenapa pengelolaan air secara berkelanjutan mesti diwujudkan,” ujar Ma’ruf Amin.
Ia memaparkan, banyak warga di Indonesia hingga saat ini masih belum mendapat menikmati penyediaan air bersih yang layak dan aman sesuai amanat konstitusi.
“Oleh karena itu, penyediaan air bersih dan sanitasi layak tidak dapat ditolak. Dalam RPJM 2020-2024, pemerintah menargetkan 100 persen rumah tangga mendapat akses air minum layak, termasuk 15 persen air minum aman dan 30 persen air perpipaan,” paparnya.
Sementara Ketua Umum Perpamsi, Lalu Ahmad Zaini menjelaskan, IWWEF diselenggarakan guna menjawab berbagai tantangan terkait air minum dan air limbah dengan menghadirkan pengelola, profesional, akademisi, peneliti, dan kalangan usaha serta pembuat kebijakan untuk membahas perkembangan dan inovasi terbaru penyediaan air minum dan pengelolaan air limbah.
“Melalui acara ini, Perpamsi ikut mempromosikan praktik tata kelola air minum dan air limbah yang berkelanjutan dan efisien. Serta mendorong adopsi teknologi dan inovasi baru yang dapat membantu mengatasi tantangan terkait air di Indonesia,” jelasnya.
Ia menambahkan, IWWEF merupakan event dua tahunan Perpamsi yang memiliki arti strategis bagi pengembangan dunia air minum maupun air limbah di tanah air.
“IWWEF menjadi muara bertemunya tiga komponen penentu pengembangan air minum dan air limbah yakni BUMD, dunia usaha dan pemerintah,” tandasnya. (hop)
Leave a Comment