Kastara.id, Makkah – Ada inovasi baru yang dilakukan oleh Muassasah Asia Tenggara pada musim haji tahun ini. Mereka memasang semacam traffic light di setiap pintu keluar masuk lorong-lorong Mina.

Menag Lukman Hakim Saifuddin menyambut baik inovasi tersebut. Menag meminta jamaah untuk memperhatikan lampu yang menyala dan mematuhi pesan yang disampaikannya. “Ini adalah inovasi tahun ini bahwa setiap tenda di Mina akan dipasang semacam traffic light dengan lampu hijau, kuning, dan merah di setiap pintu keluar masuk. Ini sebagai tanda penunjuk bagi jamaah yang terkait tanda boleh atau tidak ke jamarat,” ujar Menag saat meninjau tenda Mina, Selasa (6/9).

Ikut mendampingi Menag, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Abdul Djamil, Irjen Kemenag M Jasin, anggota Amirrul Haj, serta jajaran pimpinan PPIH Arab Saudi. Hadir juga Ketua Muassasah Asia Tenggara Muhammad Amin Indragiri beserta jajarannya.

“Kalau warna merah artinya terlarang bagi jamaah kita menuju jamarat. Kalau hijau dibolehkan. Kalau kuning berarti kondisinya agak sedikit ramai dan itu membutuhkan kehati-hatian,” kata Menag mengingatkan.

Menurut Menag, inovasi ini merupakan bagian dari upaya untuk memudahkan jemaah dalam melaksanakan lontar jumrah. Lampu ini penting karena mengatur lalu lintas pergerakan jamaah haji, terutama dari Indonesia.

Ada jam-jam larangan melontar yang sudah ditetapkan muassasah untuk jamaah Indonesia, yakni pukul 06.00-10.30 di tanggal 12 September, pukul 14.00-18.00 di tanggal 13 September, dan pukul 10.00-14.00 di tanggal 14 September. Jamaah harus mematuhi larangan ini untuk mengantisipasi terjadinya penumpukan jamaah pada waktu dan tempat yang bersamaan.

Tahun lalu, ribuan jamaah haji berdesak-desakan di jalur 204 saat akan menuju Jamarat untuk lontar jumrah. Ribuan jamaah meninggal dalam tragedi tersebut, termasuk lebih dari 120 jamaah haji Indonesa. “Saya pikir lampu ini bagus untuk mengatur pergerakan jamaah,” ujar Menag.

Kepada jamaah, Menag juga mengimbau agar tidak perlu membawa banyak barang bawaan ke Armina. Selain itu, tak perlu juga membawa barang-barang yang bisa memicu insiden seperti gas atau korek api. “Kaitan dengan listrik, jamaah juga jangan seenaknya membuat sambungan-sambungan. Sebaiknya atas izin pengurus maktab,” katanya. (npm)