Darul Arqam Sawangan

Kastara.ID, Depok – Pengurus Pesantren Modern Muhammadiyah Darul Arqam Sawangan yang terletak di Jalan H Maksum Nomer 65 Sawangan, Kelurahan Sawangan, Kecamatan Sawangan, Depok, angkat bicara terkait adanya pemberitaan yang menyebutkan Pendeta Saifuddin Ibrahim pernah mengajarkan ideologi Negara Islam Indonesia (NII) di lembaga pendidikan tersebut.

Juru Bicara Pondok Pesantren Darul Arqom H Matridi mengatakan, pihaknya menyatakan sikap atas pemberitaan TV swasta yang beredar dan terkesan mengdiskreditkan pondok pesantren yang dibina bersama dan perlu disampaikan. Kami tidak pungkiri bahwa Saifuddin Ibrahim pernah tinggal di sini bukanlah pengajar melainkan kepala asrama,” ujarnya ketika ditemui di Pondok Pesantren Darul Arqom Sawangan (8/4).

“Jadi para pengurus pesantren Darul Arqom semua di sini sengaja berkumpul karena tidak terima pernyataan dari salah satu televisi swasta nasional yang menyiarkan tentang kasus Saifuddin Ibrahim alias Abraham Ben Moses menjadi sorotan masyarakat luar,” ucap Matridi.

“Selama dua tahun saudara Saifudin Ibrahim menjadi Kepala Asrama bukan pengajar yang digembar-gemborkan di luar sana. Mulai ada di Pondok dari tahun 1990 sampai 1992 setelah itu keluar dari Ponpes,” jelasnya.

Sebelum ada kasus ini mencuat pemberitaan di media massa, jumlah santri putra di Darul Arqom pada masa itu santri mencapai sekitar 400 hingga 600 santri putra.

Menurutnya, dengan adanya pemberitaan tersebut membawa nama Darul Arqom terkena imbasnya cukup besar dan kami sangat dirugikan tidak hanya bagi pengurus Pondok Pesantren namun di dalam keluarga santri menjadi khawatir.

“Dampak paling terlihat adalah dari wali murid banyak mempertanyakan pemberitaan anak di ditempati Darul Arqom sebagai mengajarkan ideologi NII, jadi di sini kita tegaskan bahwa tidak ada ajaran ideologi NII,” tuturnya.

Di tempat yang sama Ketua Pembina serta Penasehat Darul Arqom Mahfudin Sudin ikut berkomentar. “Sangat menyayangkan atas penanyangan di teve swasta soal Pesantren Modern Darul Arqon tanpa seijin kami selaku pengurus pondok pesantren, kami amat sangat merasa dirugikan atas pemberitaan itu,” katanya.

Sudin menambahkan, Pondok Pesantren ini 99.99 persen saya nyatakan clear tidak ada yang berafiliasi atau berideologi lain selain Muhammadiyah, mulai dari pekaderan sampai pemimpinnya harus Muhammadiyah.

“Kami akan mengembalikan satu kesatuan secara utuh ideologi Muhammadiyah di Darul Arqom ini. Pesantren ini didirikan sebagai pesantren Muhamadiyah, bukan pesantren yang lain di luar Islam,” tegas Sudin.

“Tidak perlu ragu lagi untuk mengamanahkan putra-putrinya pada kami untuk dididik di pesantren Darul Arqom untuk menjadi ulama yang tangguh, terampil, mandiri, dan berkemajuan,” tandasnya. (*)