Kastara.ID, Jakarta — Mimpi besar Indonesia pada 2045 atau tepat seabad kemerdekaan adalah menjadi negara maju dan menjelma menjadi lima besar kekuatan ekonomi dunia. Sama seperti mimpi merebut kemerdekaan pada 1945, tekad menjadikan Indonesia sebagai bangsa maju juga membutuhkan pahlawan-pahlawan yang menghibahkan dirinya untuk kemajuan bangsa.

Anggota DPD RI Fahira Idris mengungkapkan, Hari Pahlawan 2023 adalah momentum yang tepat untuk menggali inspirasi dari para pahlawan bangsa yang telah berjuang dan menghibahkan dirinya demi kemerdekaan Indonesia. Cita-cita Indonesia menjadi negara maju pada 2045 tidak akan pernah terwujud jika tidak mempraktikkan pengorbanan dan perjuangan para pahlawan bangsa terdahulu.

“Dulu para pahlawan kita berhasil mewujudkan cita-cita Indonesia merdeka dari penjajahan karena mereka punya kemampuan, kapasitas, dan kualitas dalam berpikir maupun dalam bertindak. Jika kita juga ingin berhasil membawa bangsa ini menjadi negara terkemuka di dunia pada 2045, maka kita juga terutama para pemuda harus terus mengasah kemampuan, kapasitas, dan kualitas seperti para pahlawan yang dulu berjuang melawan penjajah. Untuk itu, Indonesia butuh lebih banyak pahlawan menuju kemajuan tepat saat seabad kemerdekaannya,” ujar Fahira Idris di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta (9/11).

Menurut Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta ini, salah satu tantangan besar Indonesia Maju 2045 adalah bonus demografi di mana jumlah penduduk usia produktif lebih besar dibandingkan penduduk usia tidak produktif. Bonus demografi ini bagai dua sisi mata uang. Di satu sisi bisa menjadi berkah tetapi disisi lain  bisa juga menjadi bencana bagi Indonesia.

Menjadi berkah jika kelompok usia produktif atau anak muda di Indonesia memiliki kemampuan, kapasitas dan kualitas. Kelompok usia produktif yang memiliki keunggulan inilah yang akan menjadi pembentuk arah masa depan Indonesia yang maju menuju masyarakat yang lebih demokratis, inklusif, dan berkelanjutan.

Namun bisa menjadi bencana jika anak mudanya hanya menjadi penonton karena tidak memiliki keunggulan dan inovasi. Artinya, tidak akan lahir produktivitas dan inovasi yang menjadi denyut kemajuan sebuah bangsa. Pengangguran akan meledak. Berbagai persoalan sosial akan lahir dan yang terparah bangsa ini terperosok dalam krisis multidimensional.

“Itulah kenapa kita butuh sosok-sosok yang mampu memanfaatkan bonus demografi menjadi berkah bagi bangsa ini. Sosok-sosok inilah yang sejatinya yang saat ini dibutuhkan Indonesia jika ingin menjadi negara maju. Merekalah yang sejatinya menjadi penerus semangat dan mewujudkan cita-cita para pahlawan yang dulu telah memerdekakan negeri ini,” ujar Fahira Idris. (dwi)