Perbatasan Gaza(middleeastmonitordotcom)

Kastara.ID, Jakarta – Pemerintah Mesir memutuskan untuk membuka kembali pintu perbatasan Rafah menuju Jalur Gaza, Palestina, mulai Selasa (9/2) lalu setelah 14 tahun ditutup.

“Ini bukan pembukaan yang dilakukan secara rutin. Ini adalah pertama kalinya dalam beberapa tahun perbatasan Rafah dibuka tanpa batas,” kata seorang sumber seperti dilansir AFP (10/2).

Menurut sumber itu, biasanya pintu perbatasan Rafah hanya dibuka tiga sampai empat hari dalam sepekan.

Diketahui, Rafah adalah pintu perbatasan satu-satunya bagi penduduk Jalur Gaza untuk bisa bepergian dari wilayah itu. Jalur Gaza adalah salah satu wilayah dengan penduduk terpadat di dunia, yakni dihuni sekitar dua juta penduduk Palestina.

“Saya sudah menunggu perbatasan dibuka selama enam bulan. Akibat penutupan itu, saya tidak bisa kuliah satu semester, saya harap pembukaan ini permanen,” kata seorang mahasiswa Jalur Gaza, Ibrahim al-Shanti (19).

Penduduk Gaza lainnya, Yasser Zanoun (50), mendesak para tokoh politik Palestina merundingkan permbukaan permanen perbatasan Rafah demi meringankan beban hidup penduduk setempat yang dibelit kemiskinan dan harus menghadapi pandemi virus corona.

“Perbatasan ini harus dibuka 24 jam sehari dan sepanjang tahun. Banyak kasus menyangkut kemanusiaan yang butuh penanganan,” kata Zanoun.

Perbatasan itu ditutup oleh Mesir dan Israel sejak 2007, saat terjadi pergolakan internal di Palestina antara faksi Fatah dan Hamas.

Saat itu Hamas menolak mengakui hasil pemilihan umum Palestina pada 2006, dan memutuskan menjalankan pemerintahan terpisah di Jalur Gaza. Israel melihat hal itu sebagai potensi ancaman dan memutuskan menutup perbatasan Rafah. (ant)