Ketua Panitia Penyelenggara, Yenny Halim menjelaskan, kegiatan ini sebagai bagian dari kampanye gaya hidup vegan kepada publik. Tidak hanya memberikan dampak kesehatan bagi tubuh, pola hidup vegan juga berdampak terhadap keberlangsungan lingkungan.

“Sering kita luput memperhatikan sektor peternakan penyumbang emisi. Contohnya, gas metana dari kotoran hewan memberikan dampak 25 kali lebih kuat dari karbondioksida,” katanya, Sabtu (11/11).

Dilanjutkan Yenny, pola hidup vegetarian atau vegan itu juga akan membantu ketahanan pangan global. Dicontohkannya, untuk produksi satu kilogram daging dibutuhkan 200 kali lebih banyak air dibanding satu kilogram kentang.

‘Kita berupaya edukasi publik tentang pentingnya gaya hidup vegan. Agar bisa diterima dengan baik, kegiatan digelar dengan konsep edutainment (edukasi dan entertainment),” ucap Yenny.

Diungkapkan Yenny, dalam festival ini pihaknya menampilkan 50 tenant produk makanan dan minuman vegetarian, serta beragam acara sepeti talkshow, lomba makan, pelatihan mengolah makanan vegan serta karnaval.

Diharapkannya, kegiatan juga bisa memberikan dampak terhadap ekonomi kreatif vegan. Ditargetkan, kegiatan ini bisa menarik 30 ribu pengunjung.

“Semoga kampanye dengan konsep entertainment ini semakin memasyarakatkan pola hidup vegan,” tegasnya.

Salah seorang pengunjung warga Pluit, Dimas mengaku baru mengetahui dan memahami keuntungan pola hidup vegan, setelah ikut dalam kegiatan ini.

“Sebelumnya saya tidak paham apa itu vegan. Ya sekarang jadi paham dan tertarik sih mencoba,” tandasnya. (hop)