Depok

Kastara.ID, Depok – Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Depok, Nuraeni Widayatti menyampaikan tausiah Ramadan 1443 Hijriah malam ke-10. Tausiah tersebut bertemakan Sidik Jari Bukti Petunjuk Kekuasaan Allah SWT.

Dia mengatakan, Alquran kitab suci berisikan ayat-ayat tanziliyah yang  mempunyai fungsi utama sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia. Baik dalam hubungannya dengan Tuhan, manusia, maupun alam raya.

“Salah satu ayat dalam Alquran Surah Al–Mursalat (77) ayat 20-23, Allah berfirman, yang artinya Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina (mani), kemudian Kami letakkan ia dalam tempat yang kokoh (Rahim), sampai waktu yang ditentukan, lalu Kami tentukan (bentuknya), maka (Kamilah) sebaik-baiknya yang menentukan,” tuturnya.

Selain itu, penegasan penyempurnaan penciptaan makhluk Allah juga dijelaskan dalam QS Al-Qiyamah (75) : 3-4, Allah berfirman Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya. (Bahkan) Kami mampu menyusun (Kembali) jari jemarinya dengan sempurna.

“Masya Allah penyebutan kata jari-jemarinya, sungguh ini adalah amanah Allah SWT dalam menentukan identitas seseorang. Jika dikaitkan dengan pekerjaan kami di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang diberikan amanat oleh undang-undang untuk memberikan perlindungan hukum terhadap hak sipil warga negara, yaitu dengan memberikan Identitas Penduduk,” jelas Nuraeni.

Lebih lanjut, ujar dia, sesuai ayat Alquran bahwa sidik jari pada manusia berbeda-beda dan bersifat unik. Dan rekam sidik jari menjadi syarat utama dalam perekaman KTP Elektronik pada setiap individu, selain rekam iris mata yang dikenal dengan rekam Biometrik untuk membedakan penduduk satu dengan yang lain.

“Sungguh Allah SWT menyampaikan dan mengamanatkan kepada umat manusia bagaimana cara mengenali manusia yang masing-masing mempunyai ciri khas-nya sampai nanti pada hari kiamat,” katanya.

Lanjutnya, fakta bahwa Sidik Jari tidak berubah dan dapat digunakan sebagai identitas seseorang baru diketahui pada akhir abad ke-19. Sebelumnya, sidik jari hanya dilihat sebagai guratan-guratan tanpa arti apa-apa.

Kemudian seorang peneliti bernama Sir Francis Goly pada tahun 1800-an mengungkapkan bahwa pola lingkaran pada ujung jari seseorang. Yang kemudian dikenal dengan sidik jari adalah unik untuk tiap individu.

Identifikasi sidik jari untuk mengenal seseorang diterapkan pada tindak kriminal. Sesuatu yang luar biasa juga ditemukan dari hasil penelitian, bahwa pola sidik jari seseorang ternyata dibentuk hanya beberapa saat sebelum bayi dilahirkan.

“Allahu Akbar, demikian uniknya pola sidik jari, sehingga dua orang yang kembar identikpun, dengan pola DNA sekuens yang sangat mirip, memiliki pola sidik jari yang berbeda,” ujarnya.

“Alquran mengatakan sesuatu, dengan kemajuan ilmu pengetahuan menjadi berguna bagi kehidupan manusia, maha benar Allah dengan segala firman-NYa,” ungkapnya

Nuraeni juga menyampaikan rasa takjub akan kuasa Allah atas ciptaan-Nya. Namun sayangnya, manusia baru faham akan arti ayat-ayat Alquran setelah sekian ratus tahun dan setelah dibuktikan dengan penelitian ilmu pengetahuan.

Sebab jika dihubungkan dengan kata “iqra’ bahwa Allah perintahkan umat manusia untuk membaca, yaitu tidak hanya membaca arti yang tersurat pada ayat Alquran tetapi memahami apa yang tersirat dalam ayat Allah yang diturunkan.

“Sungguh Alquran  sebagai petunjuk bagi umat manusia. Petunjuk bagi kaum yang berakal, berulang kali Allah sebutkan pada ayat Alquran. Semoga Ramadhan ini semakin meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT,” tutup Nuraeni. (dha)