Banyuwangi

Kastara.ID, Jakarta – Untuk meningkatkan kualitas layanan publik, Kementerian Agama melakukan benchmarking ke Kabupaten Banyuwangi. Tim diterima Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas bersama tamu lainnya dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, Pemerintah Kabupaten Kudus, dan BP POM.

Azwar Anas menyampaikan, Kabupaten Banyuwangi juga terus berbenah meningkatkan performa pemerintahan yang efektif, efisien, dan transparan. Fokus pembenahan lainnya juga terkait kualitas masyarakat Banyuwangi, baik secara sosial, ekonomi, maupun budaya.

“Setiap daerah pasti memiliki wilayah, seperti laut, gunung, hasil bumi, serta budaya. Juga semua memiliki keterbatasan SDM, dan lain-lain. Namun, dengan kesungguhan reformasi birokrasi melalui pemberdayaan seluruh potensi ASN yang ada bisa kita lakukan perubahan,” tuturnya di Banyuwangi, Jumat (12/12).

 

Menurut Azwar Anas, Indonesia mungkin tidak bisa mungungguli negara-negara maju dalam bidang teknologi dan pembangunan SDM. Namun, Indonesia bisa menjual produk budaya lokal yang sangat kaya kepada dunia sehingga lambat laun Indonesia akan mengalami peningkatan signifikan.

“Kita ini sulit menyamai atau mengungguli kemajuan negara-negara lain dalam bidang teknologi dan pencapaian kualitas SDM. Namun kita punya budaya lokal luar biasa yang bisa kita jual. Ini kekuatan kita sekaligus yang bisa kita jadikan sebagai media konsolidasi. Tahun 2019 ini Banyuwangi memiliki 99 festival budaya,” tambahnya.

Azwar juga menekankan pentingnya melibatkan masyarakat dalam dalam proses pembangunan. Masyarakat akan merasa memiliki daerahnya secara total sehingga akan tumbuh kesadaran kolektif untuk ikut serta menjaga dan mendorong pembangunan secara berkelanjutan.

“Banyuwangi telah menyelenggarakan International Bicycle Motocross (BMX) sebagai ajang berkelas dunia. Ini penyelenggaraan bergengsi dunia yang tidak dibiayai oleh APBN. Kenapa ini bisa berlangsung karena sinergitas pemerintah bersama masyarakat. Ternyata uang bukan segalanya,” tuturnya dengan bangga.

 

Selama ini, Banyuwangi telah melakukan reformasi birokrasi secara total, khususnya perbaikan layanan publik yang cepat dan transparan. Seluruh potensi ASN diberdayakan sesuai kapasitas masing-masing. Hasil-hasil perubahan yang telah mendapatkan penghargaan tingkat wilayah, nasional, maupun internasional adalah sebagai kabupaten paling inovatif di Indonesia.

Beberapa contoh yang bisa disebutkan di antaranya adalah lounge layanan publik yang menyajikan berbagai aplikasi berbasis online, seperti pemetaan warga miskin setiap kelurahan dan desa berbasis GIS yang disebut UGDK (Unit Gawat Darurat Kemiskinan), EMS (Electronic Monitoring System) yang berfungsi untuk memonitor proses pembangunan wilayah. Juga ada Smart Kampung di mana seluruh layanan publik berbasis online dan penyediaan wifi gratis untuk masyarakat desa.

Selain itu, seluruh anggaran daerah bisa diakses secara terbuka, sehingga bisa diketahui oleh masyarakat. Hal yang juga menarik dari Banyuwangi adalah informasi tentang tempat-tempat pariwisata yang dikemas dan di-package secara menarik dan profesional, sehingga mengundang para wisatawan datang ke Banyuwangi. Atas prestasi ini, Banyuwangi mendapatkan penghargaan dari Eropa senilai Rp 20 miliar untuk promosi budaya Banyuwangi di Eropa secara gratis.

 

Rombongan benchmarking dipimpin Kepala Bagian Tata Laksana Biro Ortala Kementerian Agama Donna Aprillida Badroen, Kepala Bagian Kerja sama Luar Negeri Biro Hukum dan KLN Thobib Al-Asyhar, para pejabat eselon IV di Biro Ortala bidang layanan publik, serta para Kasubag Ortala dan pelaksana pada unit eselon I di Kementerian Agama. (put)