Kastara.ID, Jakarta – Kementerian Perindustrian semakin serius mendorong pelaku industri kecil dan menengah (IKM) di dalam negeri agar terus memanfaatkan perkembangan teknologi terkini. Upaya yang sejalan dengan implementasi Making Indonesia 4.0 ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk secara efisien sekaligus memperluas pasarnya.
“Untuk itu, kami aktif mengajak mereka terlibat dalam program e-Smart IKM. Sejak tahun 2017 diluncurkan, sudah melahirkan banyak IKM yang berkembang pesat. Dengan mengadopsi teknologi, produktivitasnya naik dan mampu memasarkan di marketplace,” kata Direkur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Gati Wibawaningsih di Jakarta, Kamis (14/2).
Kemenperin mencatat, yang telah mengikuti loka karya e-Smart IKM sebanyak 5.945 pelaku usaha dengan total omzet sebesar Rp 1,5 miliar. Berdasarkan sektornya, industri logam mendominasi hingga 40,99% dari total transaksi di e-Smart IKM.
Kemudian disusul sektor industri fesyen sebesar 30,13%, industri makanan dan minuman 23,50%, industri herbal 1,22%, industri furnitur 0,90%, serta industri kreatif dan lainnya 0,72%. “Hingga tahun 2019, ditargetkan bisa mencapai total 10.000 peserta dengan sekitar 30.000 produk IKM yang dapat diakses konsumen melalui marketplace,” ungkap Gati.
“Dari dulu saya memasarkan produk lewat Facebook, Instagram dan Twitter. Semakin ke sini, zaman semakin maju dan pemasaran cenderung lebih mudah. Banyak marketplace yang ada, mau nggak mau kita sebagai pengusaha harus beradaptasi,” tuturnya.
Dia mengakui, keikutsertaan pada loka karya e-Smart IKM, mendapatkan banyak ilmu baru dan menjadikan marketplace sebagai ujung tombak pemasarannya. “Tidak hanya mendapat ilmu tentang penjualan, tetapi saya juga mendapat berbagai macam fasilitas khusus seperti mencoba fitur-fitur berbayar dari Bukalapak secara gratis, dapat trik berjualan di Bukalapak, dan dapat relasi,” ujarnya.
Pada tahun 2017, berdasarkan data Bukalapak, Jaket Bola Distro berhasil mendapat nilai transaksi terbesar dari sektor IKM fesyen yang melampaui Rp 322 juta dengan sebanyak 1.346 transaksi. Saat ini, Andri sudah mempunyai pabrik sendiri yang dibantu oleh lima karyawan dengan omzet mencapai Rp 50 juta per bulan.
Dia memiliki tekad yang kuat untuk lebih memajukan usahanya dengan mencari kesempatan baru melalui pemanfaatan teknologi. “Saya ingin terus meningkatkan kualitas produksi dan pemasaran dengan memanfaatkan penggunaan teknologi digital saat ini,” tandasnya. (mar)
Kastara.Id,Depok - Program Nyentil Imam merupakan wadah menjaring aspirasi dan masukan untuk warga Depok yang…
Kastara.Id.Depok - NasGor Kambing, Sapi, Ayam dan NasGor Singapore (seafood), Tongseng Kambing/Sapi dan Sop Iga.…
Kastara.ID, Jakarta - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan mengatakan, Eko Patrio menjadi…
Kastara.Id,Depok - Dewan Pimpinan Cabang Gerindra Kota Depok sudah sepakat untuk membawa satu nama ke…
Kastara.Id,Depok - Ketua DPD Partai NasDem Kota Depok memberikan sinyal koalisi jelang pemilihan kepala daerah…
Kastara.Id,Depok - Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, Jawa Barat melakukan langkah-langkah mengatasi banjir di Jalan Bulak…
Leave a Comment