Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ)

Kastara.ID, Jakarta – Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) menilai pemindahan status Ibukota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur, harus ditindaklanjuti secara adaptif.

Ketua DTKJ Haris Muhammadun menjelaskan, Jakarta terus bergerak menata ulang simpul-simpul infrastruktur transportasi. Proses perpindahan IKN dianggap sebagai kesempatan yang baik untuk mendukung berbagai upaya penataan di bidang transportasi.

“Harus adaptif mewujudkan pola keseimbangan ruang terbuka dengan pusat kegiatan, baik permukiman maupun pusat bisnis. Contohnya, di Jakarta International Stadium (JIS) Jakarta Utara. Di kanan dan kiri JIS masih banyak permukiman padat. Kita punya mimpi di JIS ada konsolidasi lahan atau lainnya yang bisa mewujudkan keseimbangan tata ruang,” ujar Haris, Kamis (14/4).

Menurutnya, pemindahan IKN harus dimanfaatkan untuk memformat kembali tata ruang di Jakarta. Tentunya Jakarta harus belajar dari berbagai negara yang sudah lebih dulu melakukan pemindahan IKN. Misalnya, Australia yang sempat mengalami tarik menarik antara Melbourne-Sydney namun akhirnya Canberra yang terpilih. Namun kemudian Melbourne dan Sydney bisa menjadi kota maju dengan tipikal masing-masing.

Kembali ke transportasi, Haris mengatakan, paling utama persoalan di Jakarta adalah perjalanan commuter yang bergerak pada waktu yang sama dengan arah yang sama. Pagi ke tengah kota, sore ke pinggiran kota. Salah satu solusi yang harus dihadirkan adalah, sambil menata lahan yakni meningkatkan ruang vertikal, memperbaiki tata ruang, sehingga tulang punggung pergerakan warga nantinya adalah angkutan umum.

“Jakarta nantinya akan tetap melanjutkan pembangunan Mass Rapid Transit (MRT), Light Rapid Transit (LRT), Transjakarta, dan lainnya. Kawasan Berorientasi Transit Selaras dengan pembangunan angkutan umum massal,” katanya.

Haris mencontohkan, di kawasan simpang CSW, Dukuh Atas penataan masih terus berlangsung. Kawasan Dukuh Atas ke depan ditargetkan mirip dengan Shibuya di Jepang. Dukuh Atas bisa menjadi simpul paling padat tempat pertemuan commuter KRL, LRT Jabodetabek, kereta bandara, MRT, dan Transjakarta.

Di sisi lain, Jakarta juga terus melakukan penataan kereta seperti di Stasiun Tanah Abang, Senen, Juanda, Tebet, sampai kawasan Stasiun Kota di mana di Kota Tua diterapkan Low Emmision Zona (LEZ).

“Jadi perpindahan IKN bukan untuk memindahkan pusat ekonomi. Bandul ekonomi tetap dipusatkan di Jakarta,” tandasnya. (hop)