Bali Radar Ground Receiving Station (BARATA)

Kastara.ID, Jembrana – Sinergitas menjadi kekuatan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam menjaga perairan Indonesia. Hal ini tercermin dalam keterlibatan Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) melalui Balai Riset dan Observasi Laut (BROL) Jembrana, Bali, yang membantu Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (Ditjen PSDKP) dari sisi monitoring melalui teknologi radar satelit.

Teknologi radar yang dimiliki BROL adalah Bali Radar Ground Receiving Station (BARATA). BARATA merupakan satu-satunya stasiun bumi di Indonesia yang dapat menerima downlink langsung data RADARSAT-2 dan COSMO-SKYMED. Proses tersebut memungkinkan keberadaan kapal-kapal pelaku Illegal, Unreported, Unregulated (IUU) Fishing dapat diketahui secara real-time, sehingga dapat segera ditindak lanjuti dengan upaya penangkapan. Selain memantau aksi pencurian ikan, teknologi radar milik BROL juga dapat mendeteksi tumpahan minyak di perairan.

“Hari ini (13/8) saya mengunjungi Balai Riset dan Observasi Laut (BROL), tempat di mana terdapat radar untuk menjaga keamanan kelautan kita. Saya berharap, teknologi radar ini juga dapat mengidentifikasi sampah laut. Ini langkah maju yang dimiliki Indonesia. Mari kita bersama jaga laut Indonesia,” ucap Menteri Edhy.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala BRSDM Sjarief Widjaja menuturkan bahwa teknologi radar juga dimanfaatkan untuk membantu nelayan menangkap ikan. Melalui aplikasi Laut Nusantara, masyarakat KP khususnya nelayan, dapat menikmati kemudahan dan kecepatan akses informasi Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan (PPDPI) serta informasi cuaca laut.

“Aplikasi Laut Nusantara merupakan bukti nyata hilirisasi dari riset unggulan yang telah dilakukan oleh BROL, untuk mendukung program KKP dalam hal inovasi riset dan peningkatan SDM kelautan dan perikanan,” terang Sjarief.

Laut Nusantara memiliki fitur yang telah disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan nelayan, dengan didukung data dan informasi dari BROL yang dapat mendukung kenyamanan, keamanan, dan efektivitas nelayan dalam menangkap ikan.

“Teknologi dalam genggaman nelayan, sehingga aktivitas penangkapan ikan lebih efektif dan efisien,” tegas Sjarief. (wepe)