Categories: Headline

RRI Bangun Pemancar di Miangas dan Sumba

Kastara.id, Jakarta – Menindaklanjuti perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membangun stasiun pemancar di wilayah-wilayah perbatasan, Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Radio Republik Indonesia (RRI) akan mengudara di Pulau Miangas, Kabupaten Talaud, Maluku Utara, dan Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur.

“Sekarang sedang dalam sebuah proses perjalanan untuk mengerjakan pemancar. Sehingga nanti pada saatnya titik-titik penting yang berada di wilayah-wilayah perbatasan, di wilayah-wilayah terluar yang menjadi tujuan Presiden Joko Widodo, RRI akan hadir,” kata Direktur Utama LPP RRI M. Rohanudin dalam Forum Tematik Bakohumas bertajuk “Pelayanan Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian dan Lembaga Melalui Program Unggulan RRI”, di Hotel Best Western Mangga Dua, Jakarta, Rabu (14/12).

Menurut Rohanudin, dalam satu minggu ini, RRI sudah akan mengudara di Miangas. Sebelumnya RRI juga mengudara di Pulau Rote. Dengan demikian, RRI kini bisa terdengar dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote, dengan 92 stasiun pemancar, dan menjangkau 82 persen wilayah Indonesia.

Rohanudin berjanji akan mengusahakan agar informasi yang disajikan RRI dapat memberikan keteduhan, tidak mengedepankan kegaduhan, tetapi lebih mengedepankan perdamaian. “Jurnalisme yang digunakan oleh RRI adalah jurnalisme damai. Semua berita-berita yang disiarkan oleh RRI tidak boleh terpengaruh oleh fragmentasi politik, tidak boleh dipengaruhi oleh fragmentasi sosial yang ada di manapun,” ujar Rohanudin.

Sebelumnya Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kemkominfo Niken Widiastuti juga mengingatkan Bakohumas untuk terus menyampaikan program-program yang akan, sedang, dan sudah dilakukan pemerintah. “Saya mengingatkan pesan dari Bapak Presiden kepada bakohumas bahwa rakyat jangan sampai menunggu mendapatkan informasi dari pemerintah,” kata Niken.

Untuk mencapai hal tersebut, Niken menjelaskan bahwa ada dua strategi yang dilakukan. Pertama, dengan menggunakan pendekatan above the line yang dilakukan melalui media mainstream melalui media TV, radio dan media lainnya.

Kedua, dengan pendekatan below the line, baik melalui forum dialog publik, konferensi pers. “Seperti kegiatan hari ini. Ini adalah kegiatan berbagi informasi melalui kegiatan below the line,” ujarnya.

Niken mencontohkan jika 36 persen penduduk Indonesia menggunakan media online dan media sosial, masih ada 64 persen penduduk Indonesia yang menggunakan media lainnya baik TV, radio, dan media lainnya. Inilah mengapa kedua pendekatan ini harus dilakukan. (nad)

Leave a Comment

Recent Posts

Nuroji : Gerindra Sudah Mengantongi Dua Nama Supian Suri dan Yeti Wulandari Untuk Walikota dan Wakilnya

Kastara.Id,Depok- Nuroji anggota DPR RI Fraksi Gerindra  terpilih kembali di Pileg 2024 menghadiri undangan acara…

Pemerintah Kota Depok Harus Ada BPR Untuk Peningkatan Ekonomi Daerah

Kastara.Id,Depok - Pemerintah Kota Depok, Jawa Barat akan membentuk Bank Perkreditan Rakyat atau BPR sebagai…

Paripurna DPRD Depok Dalam Rangka Memperingati HUT Depok ke-25

Kastara.Id,Depok- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Depok menggelar Rapat Paripurna dalam rangka memperingati HUT…

Jokowi dan Gibran Pas Berlabuh di PSI atau Golkar

Kastara.ID, Jakarta - PDI Perjuangan (PDIP) dengan tegas menyatakan, Joko Widodo (Jokowi) dan Gibran Rakabuming…

Alhamdulilah SK sudah diberikan Imam Budi Hartono

Kastara.Id,Depok - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu  resmi memberikan Surat Keputusan (SK) rekomendasi…

Bukti Keseriusan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok Dalam Menunjukkan Prestasi

Kastara.Id,Depok - Prestasi membanggakan kembali diraih Kota Depok. Di awal tahun 2024 ini, Kota Depok…