Kastaea.ID, Jakarta — Walau banyak pihak yang menyangsikan rangkaian Debat Pilpres 2024 yang digelar KPU, bakal menarik baik dari sisi substansi (ketajaman pertanyaan dan jawaban capres) maupun teknis (kemasan, dinamika, ritme dan porsi debat), tetapi rangkaian debat Capres-Cawapres tetap penting untuk disaksikan seluruh rakyat Indonesia.

Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta Fahira Idris mengungkapkan, salah satu faktor yang berpotensi membuat perdebatan antarcapres tidak mendalam adalah Debat Pilpres 2024 ini menumpuk banyak tema dalam satu serial debat atau sama seperti debat-debat Pilpres sebelumnya. Misalnya pada debat perdana antarcapres, dalam waktu kurang dari 120 menit, ketiga capres diharuskan adu gagasan untuk tujuh tema utama yaitu pemerintahan, hukum, hak asasi manusia (HAM), pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik, dan kerukunan warga.

“Meskipun tema yang menumpuk ini punya keterkaitan satu sama lain, tetapi belajar dari pengalaman debat pemilu-pemilu sebelumnya, akibatnya banyaknya tema yang harus dibahas dengan waktu yang sangat terbatas, capres terjebak dalam narasi yang mengawang-ngawang. Oleh karena itu, saya meminta para capres mampu menyampaikan gagasan yang konkret, menyentuh langsung ke inti persoalan dan disesuaikan dengan isu kekinian,” ujar Fahira Idris di Jakarta (12/12).

Menurut Fahira Idris, rangkaian Debat Pilpres 2024 jika digelar secara berbobot dan menarik baik dari sisi substansi maupun teknis akan berdampak besar untuk meningkatkan kualitas Pemilu 2024. Bagi penyelenggara pemilu seperti KPU, rangkaian Debat Pilpres 2024 ini sejatinya adalah sosialisasi paling masif sekaligus paling efektif dan efisien untuk meningkatkan tingkat partisipasi pemilih.

Selain itu, rangkaian debat Pilpres 2024 ini juga akan memberi dampak besar kepada semua pasangan calon (paslon) terutama untuk meningkatkan elektabilitas. Paslon yang mampu memanfaatkan dengan baik panggung debat ini memaparkan gagasannya dan mampu menyuarakan keresahan publik sekaligus memberikan solusinya, mempunyai potensi mendapatkan limpahan suara terutama dari pemilih yang hingga saat ini belum menentukan pilihannya.

“Sementara bagi rakyat Indonesia terutama pemilih, rangkaian debat Pilpres 2024 adalah referensi utama untuk melihat paslon mana yang benar-benar memahami persoalan bangsa dan persoalan rakyat sehari-hari. Rangkaian debat Pilpres 2024 adalah momentum yang paling tepat dan faktual sebagai bahan renungan bagi kita sebelum datang ke TPS dan masuk ke bilik suara. Saya berharap seluruh rakyat Indonesia, menyisihkan waktunya untuk menyaksikan seluruh rangkaian Debat Pilpres 2024 ini,” pungkas Fahira Idris.

Sebagai informasi, debat pertama Pilpres 2024 berlangsung pada 12 Desember 2023 dengan tema pemerintahan, hukum, HAM, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik, dan kerukunan warga. Tema debat kedua (22 Desember 2023) bertemakan soal ekonomi, keuangan, investasi pajak, perdagangan, pengelolaan APBN-APBD, infrastruktur, dan perkotaan. Debat ketiga berlangsung 7 Januari 2024 dengan tema pertahanan, keamanan, hubungan internasional, dan geopolitik.

Sedangkan tema debat keempat (21 Januari 2024) adalah pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat, dan desa. Sementara tema debat kelima (4 Februari 2024) adalah kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan juga inklusi. (hop)