Headline

Negara Harus Minta Maaf Belum Mampu Jaga Keamanan Warganya

Kastara.id, Jakarta – Aksi terorisme kembali terjadi dan menjadi ujian berat bagi keberlangsungan Indonesia sebagai sebuah bangsa. Kali ini benar-benar menghentakkan nurani kita karena menyerang tiga rumah ibadah (gereja) dan umat yang sedang beribadah, serta mengakibatkan puluhan korban luka dan meninggal. Bahkan yang menguncang kita semua, di antara korban tersebut terdapat anak-anak dan pelaku pengeboman diduga sebuah keluarga yang mengikutksertakan anak-anaknya dalam aksi pengeboman. Saat luka kita masih basah, pagi tadi terjadi lagi ledakan di Mapoltabes Surabaya.

“Ini luar biasa biadabnya. Menghancurkan hati kita semua. ‘Bom besar’ dari semua aksi teror ini adalah kita semua antarwarga negara saling benci sehingga mudah terprovokasi. Lihat saja percakapan di media sosial, saling curiga, saling tuduh, saling benci, saling hujat sudah menyemai paska peristiwa ini. Secara tidak sadar kita sudah masuk dalam skenario mereka yaitu melemahkan kita sebagai sebuah bangsa. Kalau sudah lemah, apa saja bisa mereka lakukan,” tukas Ketua Komite III DPD RI Fahira Idris, di Jakarta (14/5).

Fahira mengungkapkan, aksi teror (bom) yang menyasar rumah ibadah dan umat yang sedang beribadah adalah cara yang paling “ampuh” untuk merusak sendi-sendi akal sehat warga negara sebuah bangsa. Setelah teror ini, sutradara dari semua aksi terkutuk ini berharap sebuah “bom besar kebencian” akan meledak di berbagai daerah di Indonesia.

“Jangan sampai kita jadi pion-poin atau alat untuk memuluskan tujuan mereka. Bangsa ini merdeka dan bersatu hasil keringat, darah, dan air mata, tidak semudah itu diporakporandakan oleh mereka. Bangsa ini terlalu besar untuk takut apalagi takluk dengan aksi-aksi teror seperti ini,” ujar Anggota DPD RI DKI Jakarta ini.

Namun, lanjut Fahira, aksi terorisme ini akan menjadi bencana besar bagi bangsa ini, jika negara tidak punya narasi yang kuat dan aksi yang tepat untuk mengakhiri aksi-aksi terorisme di negeri ini. Memberantas terorisme, sambung Fahira, memang tugas semua elemen masyarakat. Namun, yang paling terdepan memberantasnya adalah negara karena diberi kewenangan besar oleh rakyat mempergunakan semua sumber daya untuk mencegah dan memberantas terorisme serta menjaga keamanan warga negaranya.

“Negara harus minta maaf karena belum mampu menjaga keamanan warganya dan bangun optimisme bahwa peristiwa teror seperti ini jadi yang terakhir. Presiden harus mengevaluasi strategi pemberantasan terorisme selama memimpin negeri ini,” pungkas Fahira. (dwi)

Leave a Comment

Recent Posts

Ahli Waris Kampung Bojong Malaka Gelar Silaturahmi dan Doa Bersama

  Kastara.Id,Depok - Ahli waris Kampung Bojong Malaka mengadakan halal bihalal dan doa bersama agar…

Nuroji : Gerindra Sudah Mengantongi Dua Nama Supian Suri dan Yeti Wulandari Untuk Walikota dan Wakilnya

Kastara.Id,Depok- Nuroji anggota DPR RI Fraksi Gerindra  terpilih kembali di Pileg 2024 menghadiri undangan acara…

Pemerintah Kota Depok Harus Ada BPR Untuk Peningkatan Ekonomi Daerah

Kastara.Id,Depok - Pemerintah Kota Depok, Jawa Barat akan membentuk Bank Perkreditan Rakyat atau BPR sebagai…

Paripurna DPRD Depok Dalam Rangka Memperingati HUT Depok ke-25

Kastara.Id,Depok- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Depok menggelar Rapat Paripurna dalam rangka memperingati HUT…

Jokowi dan Gibran Pas Berlabuh di PSI atau Golkar

Kastara.ID, Jakarta - PDI Perjuangan (PDIP) dengan tegas menyatakan, Joko Widodo (Jokowi) dan Gibran Rakabuming…

Alhamdulilah SK sudah diberikan Imam Budi Hartono

Kastara.Id,Depok - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu  resmi memberikan Surat Keputusan (SK) rekomendasi…