Headline

Filologi Kinjengomologi

Oleh: Jaya Suprana

SAHABAT merangkap mahaguru menulis saya, DR Nasir Tamara selalu memanggil saya Mas Kanjeng maka saya teringat kepada sesosok mahluk yang menarik untuk dipelajari yaitu kinjeng.

Leksikal
Jelas bahwa kinjeng sangat menarik dibahas secara entomologis. Namun ternyata kinjeng juga menarik dibahas bukan secara filologis khusus lintas-bahasa.

Sebagai kata bahasa Jawa, kinjeng tidak masuk Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kata yang masuk ke KBBI adalah capung yang dimaknai sebagai  serangga yang bersayap dua pasang dan berbadan panjang (sering menjadi mangsa burung) dengan sinonim sepatung dan sibur-sibur. 

Kinjeng tidak dipilih masuk KBBI mungkin agar jangan keliru sebut dengan Kanjeng yang merupakan gelar kebangsawan Kraton Solo dan Yogya. Namun ternyata Wikipedia bahasa Jawa menganggap kinjeng perlu dibahas sebagai berikut Kinjeng (utawa semprang, coblang,  kotrik, Dodok Erok, Tete Iyek) lan kinjeng dom iku golongan gegremet kang kagolong ing bangsa Odonata. Kinjeng wujud salah sijiné wujud kéwan kang mbajak ing akasaRong macem gegremet iki arang ana ing papan kang adoh karo banyu, papané kanggo ngendhog lan ngentèkaké wektu pra-diwasa anak-anaké.

Sementara kinjeng dalam bahasa Sunda disebut papatong yang diulas Wikipedia: Papatong téh insékta nu asup kana ordo Odonata, subordo Epiprocta, jeung, dina jihat husus, infraordo Anisoptera. Cirina nyaéta panon majemuk nu badag, dua pasang jangjang ngalangkang, sarta tungtung awak nu panjang. Kadaharan papatong ilaharna mah reungit, laleur, nyiruan, kukupu, sarta sarupaning insékta leutik lianna.

Dalam bahasa Tagalog kinjeng disebut tutubi yang diulas sebagai berikut Ang tutubi o alitonton ay isang uri ng kulisap.Ito ay karaniwang naninirahan malapit sa mga lawa at ilog.Sila ay karaniwang kumakain ng mga lamok, langaw at ibang maliliit na mga bubuyog at paruparo. 

Ensiklopedikal ENSIKLOPEDIKAL
Akibat paras wajah memang sangar maka Kinjeng dalam bahasa Inggris disebut sebagai dragonly dimaknai oleh Oxford Dictionary: an insect with a long, thin body, often brightly coloured, and two pairs of large  transparent wings. Dragonflies are often seen over water  yang diulas oleh Ensiklopedia Britannica : Dragonfly, (suborder Anisoptera), also called darner, devil’s arrow, or devil’s darning needle, any of a group of roughly 3,000 species of aerial predatory insects most commonly found near freshwater habitats throughout most of the world. Damselflies (suborder Zygoptera) are sometimes also called dragonflies in that both are odonates (order Odonata).

Sementara ensiklopedia Kanada menerawang dragonflies have large, compound eyes, well-developed mouth parts and 2 pairs of membranous wings, with hindwings wider at the base than forewings. Larvae are aquatic, but lack tail gills. They obtain oxygen by taking water into the hindgut; rapid expulsion of this water allows them to propel themselves. Eggs are usually deposited in water or in aquatic vegetation. Larval life may last 1-3 years or more and feed on many kinds of aquatic insects including the larvae of mosquitoes. The transformation from drab, aquatic larva to brightly coloured, aerodynamically adept, terrestrial adult is dramatic. Adults feed on many kinds of flying insects.

Tafsir
Aneka ragam tafsir siap disimpulkan dari pengamatan leksikal maupun ensiklopedial terhadap kinjeng. Antara lain bahwa kinjeng disebut dengan sebutan yang terkait bentuk sebagai serangga bersayap ganda dan bertubuh panjang yang diasosiasikan berbagai bentuk mulai dari jarum yang realistis mau pun naga yang mistis.

Di dalam bahasa Inggris, kinjeng dikaitkan naga di samping juga panah dan jarum-sulam iblis.

Sementara bahasa Jawa kreatif menafsirkan bentuk kinjeng ke beraneka ragam istilah beraroma onomatopoeiatis mulai dari Semprang, Coblang, Kotrik, Dodok Erok sampai Tete Iyek. Masing-masing istilah Jawa terkait kinjeng potensial menimbulkan kesan tersendiri masing-masing yang sangat menarik untuk disimak.

Masyarakat Jawa Milineal kreatif menciptakan terminologi baru pesaing istilah Kupu-Kupu Malam yaitu Kinjeng-Kinjeng Kenes. Suasana indah terkandung di dalam bahasa Jerman untuk kinjeng yaitu libelle. Mirip bahasa Prancis libellule atau bahasa Spanyol dan Portugis libelula yang semuanya berakar pada bahasa Latin libellula. (*)

* Pembelajar Kebudayaan dan Peradaban.

Leave a Comment

Recent Posts

Program KDS Pendidikan Untuk Warga Yang ber KTP Depok

Kastara.Id,Depok - Program Pemerintah Kota Depok melalui Kartu Depok Sejahtera (KDS) bukan untuk satu golongan,…

Imam – Ririn Pilkada Depok 2024 Sudah Mantap 99 Persen

Kastara.Id,Depok - Koalisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Golkar Depok resmi mengusung Imam Budi…

KBBI Wadah Untuk Jaring Aspirasi Warga Kota Depok

Kastara.Id,Depok - Program Nyentil Imam merupakan wadah menjaring aspirasi dan masukan untuk warga Depok yang…

Yuks, merapat ke NASGOR BABE Alfie di Kota Depok

Kastara.Id.Depok - NasGor Kambing, Sapi, Ayam dan NasGor Singapore (seafood),  Tongseng Kambing/Sapi  dan Sop Iga.…

Eko Patrio Layak Jadi Menteri Komunikasi dan Informatika

Kastara.ID, Jakarta - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan mengatakan, Eko Patrio menjadi…

Supian Suri Menyanggupi Mengenai Kesiapannya Menjadi kader Partai Gerindra

Kastara.Id,Depok - Dewan Pimpinan Cabang Gerindra Kota Depok sudah sepakat untuk  membawa satu nama ke…