Kastara.Id,Depok – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Depok menggelar Rapat Paripurna Istimewa mendengarkan Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia di ruang rapat paripurna gedung DPRD, Rabu (16/8). Pidato Presiden disaksikan lewat layar monitor di ruang rapat paripurna DPRD Depok.

Paripurna dipimpin Ketua DPRD Kota Depok, HTM Yusufsyah Putra yang didampingi Wakil Ketua DPRD Depok H Tajudin Tabri dan dihadiri oleh Wali Kota Depok Mohammad Idris, Sekretaris Daerah (Sekda) Supian Suri, serta para Kepala Perangkat Daerah, unsur Muspida dan instansi vertikal, serta anggota DPRD Kota Depok.

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa Indonesia mempunyai peluang besar untuk meraih Indonesia Emas tahun 2045 serta meraih posisi menjadi negara lima besar kekuatan ekonomi dunia. “Peluang tersebut harus mampu kita manfaatkan. Rugi besar jika kita melewatkan kesempatan ini, karena tidak semua negara memilikinya, dan belum tentu akan kembali memilikinya,” kata Presiden saat menyampaikan pidatonya di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI.

Presiden menyebutkan, peluang besar pertama adalah bonus demografi yang akan mencapai puncak di tahun 2030-an. “Enam puluh delapan persen adalah penduduk usia produktif. Di sinilah kunci peningkatan produktivitas nasional kita,” ujarnya.

Untuk itu, peluang besar yang kedua adalah kepercayaan internasional atau  international trust yang dimiliki Indonesia saat ini.

Masih kata Presiden, dibangun bukan sekadar melalui gimmick dan retorika semata, melainkan melalui peran dan bukti nyata keberanian Indonesia dalam bersikap. “Momentum Presidensi Indonesia di G20, Keketuaan Indonesia di ASEAN, konsistensi Indonesia dalam menjunjung HAM, kemanusiaan, dan kesetaraan, serta kesuksesan Indonesia menghadapi krisis dunia tiga tahun terakhir ini, telah mendongkrak dan menempatkan Indonesia kembali dalam peta percaturan dunia,” katanya.

Di tengah kondisi dunia yang bergolak akibat perbedaan, imbuh Presiden, Indonesia dengan ideologi Pancasila, harmoni keberagaman, dan prinsip demokrasi yang dimilikinya, mampu menghadirkan ruang dialog serta menjadi titik temu dan menjembatani perbedaan-perbedaan yang ada.

“Lembaga think tank Australia, Lowy Institute, menyebut Indonesia sebagai middle power in Asia, dengan diplomatic influence yang terus meningkat tajam. Dan,  Indonesia termasuk 1 dari 6 negara Asia yang mengalami kenaikan comprehensive power,” ujarnya.

“Dengan international trust yang tinggi, kredibilitas kita akan lebih diakui, kedaulatan kita akan lebih dihormati. Suara Indonesia akan lebih didengar, sehingga memudahkan kita dalam setiap bernegosiasi,” kata Presiden Jokowi.