Headline

Jamiluddin Ritonga: Ambang Batas Palemen dan Presiden Idealnya Diturunkan

Kastara.ID, Jakarta – Ambang Batas Parlemen 4 persen dan Presiden 20 persen sesungguhnya sudah tinggi. Hal ini menyebabkan banyak suara yang akhirnya sia-sia karena wakilnya tidak masuk Senayan dan tidak bisa mengajukan calon presiden.

Demikian diungkapkan pengamat komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul Jakarta M Jamiluddin Ritonga di Jakarta kepada Kastara.ID, Senin (16/11) pagi.

“Kalau ambang batas parlemen dinaikkan lagi, akan semakin banyak lagi suara yang tidak berguna. Suara mereka dihitung tapi tanpa wakil di Senayan,” tandas pria yang biasa disapa Jamil ini.

Ia pun menyoroti ambang batas Presiden yang 20 persen, akan membuat terbatasnya calon presiden yang dapat dipilih. “Akan muncul calon yang itu lagi, yang itu lagi,” katanya.

Jamil pun melihat, akibatnya rakyat dipaksa untuk memilih calon presiden hasil pilihan partai besar. Rakyat tak berdaya atas kuasa partai besar.

Karena itu, perlu kemauan semua anak bangsa agar ambang batas parlemen (parliamentary threshold) diturunkan menjadi 3 persen dan ambang batas presiden 10 persen.

“Kalau ambang batas tersebut disetujui, maka akan makin banyak dan bervariasi wakil rakyat yang duduk di DPR RI. Hal ini akan merepresentasikan heterogenitas rakyat Indonesia,” ungkap pengajar Metode Penelitian Komunikasi ini.

Dengan begitu, lanjut mantan Dekan FIKOM IISIP Jakarta 1996-1999 ini, calon presiden juga akan makin bervariasi. Sebab, partai menengah dan kecil akan berpeluang berkoalisi untuk mengusung calon melawan calon presiden yang diusung partai besar.

“Jadi, partai menengah dan kecil “tidak dipaksa” untuk ikut partai besar dalam mengusung calon presiden dengan ambang batas 10 persen memberi peluang bagi partai menengah dan kecil melawan partai besar dalam pilpres,” papar Jamil.

Dengan begitu, memungkinkan bakal calon presiden akan ada 4 atau 5 pasangan. “Hal ini tentu akan memberi peluang yang lebih banyak bagi rakyat untuk memilih calon pasangan presiden,” jelas penulis buku Tipologi pesan Persuasif ini.

Kalau itu dapat diwujudkan, maka dominasi partai besar dapat diminimalkan. Demokrasi akan tetap bersemi di negeri tercinta. (jie)

Leave a Comment

Recent Posts

Ahli Waris Kampung Bojong Malaka Gelar Silaturahmi dan Doa Bersama

  Kastara.Id,Depok - Ahli waris Kampung Bojong Malaka mengadakan halal bihalal dan doa bersama agar…

Nuroji : Gerindra Sudah Mengantongi Dua Nama Supian Suri dan Yeti Wulandari Untuk Walikota dan Wakilnya

Kastara.Id,Depok- Nuroji anggota DPR RI Fraksi Gerindra  terpilih kembali di Pileg 2024 menghadiri undangan acara…

Pemerintah Kota Depok Harus Ada BPR Untuk Peningkatan Ekonomi Daerah

Kastara.Id,Depok - Pemerintah Kota Depok, Jawa Barat akan membentuk Bank Perkreditan Rakyat atau BPR sebagai…

Paripurna DPRD Depok Dalam Rangka Memperingati HUT Depok ke-25

Kastara.Id,Depok- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Depok menggelar Rapat Paripurna dalam rangka memperingati HUT…

Jokowi dan Gibran Pas Berlabuh di PSI atau Golkar

Kastara.ID, Jakarta - PDI Perjuangan (PDIP) dengan tegas menyatakan, Joko Widodo (Jokowi) dan Gibran Rakabuming…

Alhamdulilah SK sudah diberikan Imam Budi Hartono

Kastara.Id,Depok - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu  resmi memberikan Surat Keputusan (SK) rekomendasi…