Wuhan(AFP)

Kastara.ID, Jakarta – China melaporkan kematian akibat corona atau Covid-19 di Wuhan melonjak drastis pada Jumat (17/4), yaitu angka kematian baru sebanyak 1.290 pasien. Dengan demikian, total jumlah angka kematian menjadi 3.869 pasien di kota tempat virus corona pertama kali terdeteksi naik 39 persen menjadi 4.632 pasien.

Lonjakan kematian di Wuhan itu dikabarkan terjadi setelah banyak kasus kematian “dilaporkan secara keliru” atau sama sekali terlewat dalam penghitungan data.

Sebelumnya China melaporkan pertambahan kasus dan kematian baru negara itu berjalan lambat dalam sebulan belakangan.

Bahkan, sebelumnya Selasa (7/4), China melaporkan nol kematian baru akibat virus corona untuk kali pertama sejak negara itu melaporkan data pada Januari lalu.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Epidemi Wuhan beralasan kasus-kasus yang terlewatkan itu disebabkan karena staf medis di kota itu kewalahan di awal penyebaran corona sehingga memicu “keterlambatan pelaporan”.

Hal tersebut membuat keraguan publik meningkat terhadap transparansi pemerintah China dalam menangani dan melaporkan perkembangan penyebaran wabah corona di Negeri Tirai Bambu.

Sejumlah negara barat seperti Amerika Serikat telah berulang kali melontarkan kecurigaan terkait ketidaktransparan pemerintahan Presiden Xi Jinping dalam melaporkan perkembangan virus corona. AS dikabarkan tengah menyelidiki kemungkinan virus corona muncul dan menyebar dari sebuah laboratorium di Wuhan.

Namun, China selalu mengatakan bahwa tempat penyebaran virus pertama kali terdapat dari sebuah pasar basah di Wuhan yang menjual binatang-binatang liar. Virus corona yang diyakini menyebar pertama kali di China sejak Desember 2019 telah menginfeksi lebih dari 2,1 juta orang di 210 negara dan wilayah di dunia. Amerika Serikat menjadi negara dengan kasus dan kematian tertinggi karena corona di dunia yakni 678.144 pasien positif dan 34.641 meninggal. Sementara itu, China kini berada di peringkat tujuh dengan kasus corona terbanyak mencapai 82.367 kasus. (ant)